Konten dari Pengguna

Ketergantungan Uzbekistan terhadap Rusia

Pangestika Prastiwi Mandasari
Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Teknologi Yogyakarta.
14 Januari 2024 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pangestika Prastiwi Mandasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kredit foto : Kementerian Energi Uzbekistan
zoom-in-whitePerbesar
Kredit foto : Kementerian Energi Uzbekistan
ADVERTISEMENT
Konvensi PBB 1982 atau UNCLOS 1982 merupakan hukum yang membahas terkait dengan hukum kelautan termasuk aturan-aturan yang ada di dalamnya. Dalam mempelajari UNCLOS, terdapat 4 (empat) kata kunci yang perlu dipahami seperti Land-lock State, Transit State, Traffic in Transit, dan Means of Transport. Dimana Land-lock State atau yang dapat disebut dengan negara yang tidak memiliki pantai terdapat pada UNCLOS, yakni Pasal 124. Dalam hal ini Uzbekistan merupakan salah satu negara Land-lock State, yang kemudian Land-lock State tersebut memiliki Transite State yang merujuk pada negara-negara yang memiliki akses menuju laut. Adapun negara Transite State bagi Uzbekistan adalah Afghanistan, Kazakhstan, dan Turkmenistan.
Kredit : Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 PART X. RIGHT OF ACCESS OF LAND-LOCKED STATES TO AND FROM THE SEA AND FREEDOM OF TRANSIT Article 124
Uzbekistan sebagai Land-lock State atau sebagai negara yang terkurung daratan ganda, bahwa negara tersebut diharuskan untuk melintasi setidaknya 2 (dua) negara untuk kemudian dapat mencapai akses lautan manapun. Karena apabila kita melihat peta, maka akan sangat jelas bahwa Uzbekistan adalah negara yang memiliki daratan ganda serta tidak memiliki perairan. Kemudian negara-negara tetangga Uzbekistan juga tidak memiliki akses ke laut sehingga ini dapat disebut dengan “daratan ganda”.
ADVERTISEMENT
Sebagai Land-lock State, Uzbekistan terbilang sangat ketergantungan pada negara-negara dengan batas laut terkait politik dan ekonominya. Dimana dalam batas internasional untuk mengirim dan mendapatkan barang, membutuhkan banyak dokumen yang kemudian menjadi beban serta terdapat biaya pengiriman yang tinggi dan semakin meningkat. Dimana dalam hal ini Uzbekistan telah beragantung terhadap Rusia terkait ekonominya. Dalam bidang ekonomi, ketergantungan Uzbekistan terhadap Rusia dapat dibuktikan dengan kesepakatan yang telah dibentuk oleh kedua negara terkait dengan pembelian gas di Rusia oleh Uzbekistan. Negara Land-Lock State tersebut telah mencapai kesepakatan dengan Gazprom Rusia dalam pembelian gas alam sebesar 2,8 miliar meter/kubik dalam dua tahun kedepan terhitung dari 1 Oktober 2023. Pembelian ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi dalam menghadapi kekurangan gas pada musim dingin yang akan datang. Agar gas dapat dikirim Rusia untuk Uzbekistan, gas tersebut perlu untuk dipompa melalui Kazakhstan dengan pipa Central Asia-Center (CAC), ini merupakan pipa yang digunakan untuk mengalirkan gas dari selatan ke utara.
ADVERTISEMENT

Teori Negara Determinis

Dalam geopolitik dan geoekonomi terdapat teori negara dalam geopolitik, yakni negara determinis dan negara posibilitis. Dimana dalam kasus Uzbekiztan sebagai Land-lock State yang ketergantungan terhadap Rusia dapat dilihat melalui perspektif teori determinis. Bahwa dalam teori negara determinis dinyatakan dengan :
a. Negara yang letak geografisnya mempengaruhi peta politik negara tersebut.
b. Negara yang berada di 2 (dua) negara besar, maka kebijakannya akan terpengaruh negara adikuasa di sekitarnya.
Kredit : Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia Tashkent, Republik Uzbekistan
Dimana Uzbekistan selain ketergantungan ekonomi, mereka juga ketergantungan terhadap kebijakan/politik dengan Rusia. Sebagai negara di kawasan Asia Tengah, Uzbekistan masih dihadapkan pada banyak permasalahan seperti separatisme, teorisme, korupsi, dan sebagainya yang kemudian berdampak pada keamanan kawasan. Kemudian Rusia sebagai negara yang lokasinya berdekatan dengan kawasan Asia Tengah, menganggap bahwa permasalahan yang mengakibatkan ketidakstabilan tersebut membuat terciptanya ancaman kepentingan nasional Uzbekistan. Sehingga hal ini membuat Rusia ikut serta berperan aktif di kawasan Asia Tengah dengan menanamkan serta memperluas pengaruhnya untuk mencapai kepentingan, salah satunya kepentingan politiknya terutama di Uzbekistan. Adapun peran politik Rusia terhadap negara-negara di kawasan Asia Tengah adalah Sebagai stabilisator di kawasan Asia Tengah. Rusia memiliki upaya sebagai stabilisator dengan bekerjasama bilateral maupul multilateral, salah satunya adalah kerjasama regional Commonwealth of Independent States (CIS). Dimana kesepakatan CIS dimanfaatkan oleh Rusia untuk mempengaruhi negara-negara di kawasan Asia Tengah untuk mengimplementasikan integrasi Eurasia, namun pada kenyataannya Uzbekistan bukan anggota Eurasia. Tetapi Uzbekistan tetap melakukan kerjasama dengan Rusia di bidang ekonomi seperti yang telah dijelaskan pada teori UNCLOS. Pada saat Rusia dipimpin oleh Vladimir Putin, Rusia selalu melakukan diplomasi dengan negara-negara di kawasan Asia Tengah. Dimana diplomasi tersebut merundingkan terkait dengan kerjasama ekonomi, politik, dan militer.
ADVERTISEMENT