Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Fosil Gajah Purba Usia Ratusan Ribu Tahun di Brebes Diekskavasi
7 Februari 2019 19:16 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB

ADVERTISEMENT
BREBES - Bagian fosil gajah purba (Elephas) diangkat atau diekskavasi oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, di Dukuh Tengah Desa Galuhtimur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jateng, Kamis (7/2). Fragmen fosil yang diekskavasi tersebut diyakini berusia ratusan ribu tahun.
ADVERTISEMENT
Ekskavasi oleh BPSMP dilakukan bersama Tim Museum Mini Purbakala Bumiayu-Tonjong (Buton) serta para mahasiswa dari Laboratorium Jurusan Sejarah Unnes. Untuk mencapai lokasi, mereka menyusuri sungai dan perbukitan sejauh sekitar 5 kilometer.
Lokasi fosil gajah purba itu ditemukan di tebing sedalam 5 meter, tertanam di pinggir Sungai Kembang.
Dalam ekskavasi itu, Tim BPSMP menggali tanah dan membuat perimeter dengan batok kayu. Kemudian untuk menyelamatkan serpihan fosil, diberi cairan kimia polyurethan. Tujuannya untuk memperkeras dan merekatkan fosil agar tidak hancur ketika diangkat.
Staf BPSMP Sangiran Suwita Nugraha mengatakan, ekskavasi dilakukan untuk menyelamatkan fosil purba. "Pengangkatan (ekskavasi) ini dilakukan untuk menyelamatkan fosil tersebut. Kemudian bisa disambung langsung di lokasi apabila (fosil) patah. Dan juga meneliti ditemukan pada lapisan apa," katanya.
ADVERTISEMENT
Khusus fosil tersebut, ia memprediksi bagian utamanya telah terpisah jauh dari lokasi sekarang. Prediksi itu dikuatkan dengan adanya aliran sungai yang berada di samping penemuan fosil.
"Temuan ini bisa jadi memperkuat bukti adanya kehidupan manusia purbakala di daerah Bumiayu dan sekitarnya," ujar dia.
Ia menambahkan dari hasil ekskavasi, fosil elephas tersebut masuk dalam formasi Gintung yang tanahnya banyak dari unsur batu dan pasir sungai. Diyakini, gajah tersebut mati saat hendak minum, lantaran letaknya dekat sungai. Sehingga fosil-fosil yang ditemukan di Bumiayu kebanyakan tidak utuh.
"Berbeda seperti fosil yang ada di Patiayam, Kudus, yang kebanyakan ditemukan tertimbun oleh abu vulkanik. Makanya fosil di Patiayam banyak yang utuh. Masih di sekitaran penemuan. Karena tidak terseret oleh arus sungai," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Secara umum, ekskavasi itu merupakan kelanjutan atau kedua dari ekskavasi yang dilakukan pada 2018. Ketika itu, ekskavasi dilakukan di Sungai Gintung.
Lebih lanjut Suwitna mengungkapkan, di sekitar lokasi tersebut, masih ada tiga titik lainnya dari fosil yang akan diangkat. Namun kali ini, fosil yang ditemukan merupakan gajah purba ukuran besar (Stegodon) dan kerbau purba.
Reporter: Reza Abineri
Editor: Muhammad Irsyam Faiz