news-card-video
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

30 Ibu dan 325 Bayi Mati, AKI dan AKB Jadi Perhatian Dinkes Brebes

2 Mei 2019 20:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Bupati Brebes Narjo beri sambutan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) di Grand Dian Hotel, Kamis 3 Mei 2019. (foto: Fajar Eko Nugroho)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Bupati Brebes Narjo beri sambutan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) di Grand Dian Hotel, Kamis 3 Mei 2019. (foto: Fajar Eko Nugroho)
ADVERTISEMENT
BREBES - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Ibu (AKB) di Kabupaten Brebes masih menjadi permasalahan utama di bidang kesehatan. Tercatat, AKB di Kabupaten Brebes mencapai 325 kasus. Kasus yang paling banyak berada di Puskesmas Brebes 24 bayi.
ADVERTISEMENT
“Untuk AKI di Kabupaten Brebes mencapai 30 kasus. Dengan kasus terbanyak di Puskesmas Sitanggal dengan enam orang," ungkap Wakil Bupati Brebes Narjo usai Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) di Grand Dian Hotel, Kamis 3 Mei 2019.
Selain masalah AKI dan AKB, kata dia, ada beberapa permasalah lain di bidang kesehatan yang harus ada penanganan cepat. Di antaranya, masih tingginya penderita Tubercolosis (TBC) dan warga teridentifikasi HIV menjadi perhatian khusus dalam penanganan di Rakerkesda.
"Harus ada sinergitas antar lintas sektor dalam penanganan masalah tersebut," imbuhnya.
Untuk kasus TBC di Kabupaten Brebes mecapai 2.724 kasus. Di mana, kasus terbanyak ditemukan di Puskesmas Brebes dengan 884 orang. Sementara kasus terkecil ada di Puskesmas Kalimati dengan 10 kasus. "Untuk penyakit TBC ini memang Indonesia menempati posisi kedua terbanyak dengan beban tertinggi. Hal itu sesuai dengan data WHO Global Tubercolosis Report 2016," terangnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk kasus penyakit HIV di Brebes selama 2018 lalu juga masih tinggi. Yakni mencapai 76 kasus (berdasarkan umur). Dengan paling banyak sekitar usia 25-49 tahun, yakni dengan 54 kasus. Selain itu, ada juga kasus HIV di usia kurang dari empat tahun yakni mencapai tiga kasus.
"Selain capaian kerja di atas, masih asa capaian kerja lain seperti penanganan stunting dan hipertensi perlu ada penanganan khusus. Jadi, mari sama-sama mengenraskan permasalahn kesehatan yng ada saat ini, untuk Brebes yang lebih sehat," ungkapnya.
Kepala Dinkes Brebes Sartono mengatakan, kesehatan bukan hanya berkaitan dengan kualitas hidup, tapi juga menyangkut martabat bangsa. Negara akan kuat, jika masyarakatnya sehat. Untuk itu, pembangunan di bidang kesehatan sangat lah penting.
ADVERTISEMENT
Pembangunan kesehatan, kata dia, merupakan suatu upaya dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat, serta meningkatnya responsiveness dan perlindungan masyarakat, terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. Untuk itu, perlu memperkuat tiga pilar pembangunan kesehatan yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Sesuai hasil Raker Kesehatan Nasional, telah melahirkan 5 isu bidang kesehatan yang perlu ditindaklanjuti melalui rencana aksi di seluruh pemerintah daerah. "Kelima isu prioritas tersebut, antara lain Angka Kematian Ibu (AKI) atau Angka Kematian Neonatal (AKN) yang masih tinggi, stunting, tuberculosis (TBC), Penyakit Tidak Menular (PTM), dan cakupan imunisasi dasar lengkap," ucap Sartono.
Kebijakan kesehatan yang terbaru dari pusat, lanjutnya, perlu disosialisasikan ke daerah. Seperti di antaranya, implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, strategi program-program kementerian kesehatan RI, peran pemerintah daerah dalam pembangunan kesehatan, serta persiapan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
ADVERTISEMENT
Sartono pun berharap, sinergi antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten melalui dukungan Pemerintah Pusat, serta keterlibatan aktif seluruh stakeholderdi Brebes dan masyarakat perlu ditingkatkan. Yaitu, melalui penguatan, penajaman dan pendampingan pelaksanaan program untuk mencapai SPM bidang kesehatan yang telah ditetapkan sebagai indikator keberhasilan daerah. (*)
Reporter : Fajar Eko Nugroho
Editor : Muhammad Abduh