Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
7 Nelayan Tegal Jadi Korban Pendangkalan Sungai Kalibacin
30 Agustus 2022 14:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mereka kesulitan berlabuh usai berlayar. Sedikitnya 7 nelayan dilaporkan sampai harus meninggal dunia karena kelelahan menarik kapal di kurun waktu 2017-2022. Sebanyak 6 nelayan dari Kelompok Nelayan Cracas Jaya, dan 1 nelayan dari Kelompok Nelayan Subal.
Ketua Kelompok Nelayan Cracas Jaya, Tedi Priyono mengungkapkan, empat anggotanya meninggal di tahun 2017 hingga 2020 diduga menjadi korban keganasan lumpur sedimentasi.
"Sudah ada empat anggota kami yang meninggal di tahun 2017-2020. Mereka adalah Suryono (50), Surip (53), Tarmo (54) dan Farmasi (52)," ungkap Tedi kepada wartawan, Selasa (30/8/2022).
Disebutkan Tedi, tidak adanya normalisasi atau penanganan dari pemerintah membuat korban nelayan kembali berjatuhan.
Di tahun 2021-2022 ini sudah ada tiga nelayan lagi dikabarkan meninggal dunia akibat kelelahan menarik perahu.
ADVERTISEMENT
Bahkan satu di antaranya meninggal di tempat saat menarik perahu dari bibir pantai menuju dermaga untuk bongkar muat ikan.
"2021-2022 sudah ada tiga nelayan yang meninggal, Rusdi (67) anggota Kelompok Nelayan Subal, dan Ratno (64) serta Rasman (54) anggota kami dari Cracas Jaya," ungkap Tedi.
Tedi berharap pemerintah tak menutup mata dan segera mengambil tindakan. Jangan sampai korban kembali berjatuhan.
Sungai Kalibacin diharapkan segera dinormalisasi mengingat kawasan itu menjadi satu- satunya akses keluar- masuk kapal nelayan tradisional di wilayah itu.
"Harapannya segera dinormalisasi. Jika tidak segera ditangani, kami khawatir dan takut akan menelan korban lagi," pungkas Tedi.
Sebagai informasi, aliran sepanjang 500 meter Sungai Kalibacin menjadi akses keluar masuk sedikitnya 36 nelayan tradisional.
ADVERTISEMENT
Dalam aktivitasnya, mereka biasa pergi melaut pada pagi hari dan kembali berlabuh pada siang atau sore hari. Jenis aktivitas mereka pun beragam, mulai dari memancing hingga menjaring.
Pendangkalan Sungai Kalibacin, terjadi sejak beberapa tahun lalu. Diketahui, pengerukan lumpur sempat dilakukan pemerintah pada 2016 silam.
Sebelumnya, nelayan yang beraktivitas di muara Sungai Kalibacin, pernah menagih janji Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Dedy Yon Supriyono.
Saat meninjau lokasi pada Januari 2020 lalu, keduanya kepada nelayan setempat sempat menyampaikan siap berkolaborasi untuk mengatasi persoalan pendangkalan di kawasan itu. (*)