Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Arak-arakan hingga Larung Kepala Kerbau di Sedekah Bumi Cacaban
19 Oktober 2019 21:25 WIB
ADVERTISEMENT

TEGAL – Tradisi sedekah bumi yang berlangsung di Obyek Wisata Waduk Cacaban, Desa Penujah, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal digelar Sabtu, 19 Oktober 2019. Acara yang dihelat rutin tiap tahun ini tampak berbeda.
ADVERTISEMENT
Pantauan PanturaPost, acara yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB itu diawali dengan doa bersama. Kemudian dilanjut dengan larung kepala kerbau dan arak-arakan hasil bumi.
Sambil diiringi drumband warga menggotong kepala kerbau menuju perahu untuk dilarung ke waduk. Kepala kerbau itu digotong dengan sebuah tandu dan dipindahkan ke ujung salah satu perahu. Ada sekitar 17 lebih perahu yang meramaikan tradisi tersebut.
Tidak hanya itu, hasil panen bumi yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar juga diarak. Lalu diperebutkan oleh masyarakat sekitar.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Tegal, Suharinto mengatakan, tradisi di Cacaban kali ini lebih menarik. Karena ada beragam acara disisipkan pada tahun ini yang bertajuk Tegal Art Festival. Acaranya juga digelar 2 hari dari Jumat-Sabtu (18-19/10).
ADVERTISEMENT
Hari pertama, ada acara ‘Ngobrol Bebas’ kenamaan yakni Hanung Bramantyo pada Jumat (18/10/2019) malam kemarin. Lalu acara ditutup Mengapak Jazz yang diramaikan oleh 8 band lokal pada Sabtu malam.
“Kegiatan ini dengan nama ‘Tegal Art Festival’, kami sengaja menyelipkan berbagai rangkaian acara tambahan agar masyarakat tak bosan,” katanya.
Semetara itu, salah seorang warga sekitar, Dewi mengaku sengaja datang ke acara tersebut karena penasaran dengan acaranya. Dia mengaku senang dan berharap acara serupa bisa terus digelar di tahun-tahun mendatang.
“Kebetulan saya ikut dalam rombongan di perahu, tapi saat ritual larung kepala kerbau saya tidak melihat karena ketutupan,” katanya. (*)
Reporter: Bentar
Editor: Irsyam Faiz