Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Bada Kupat, Tradisi Berbagi Ketupat yang Masih Melekat di Pedesaan
31 Mei 2020 20:09 WIB
ADVERTISEMENT
SATU minggu setelah lebaran Idul Fitri, ada lebaran yang dikenal dengan sebutan lebaran ketupat. Orang Tegal dan sekitarnya menyebut lebaran itu dengan istilah Bada Kupat. Disebut lebaran ketupat karena pada hari itu menu hidangan yang disantap berupa ketupat.
ADVERTISEMENT
Tradisi Bada Kupat sudah dilakukan sejak zaman dulu. Ada yang melakukannya sebagai tasyakuran setelah selesai melaksanakan puasa Syawal. Tapi adapula yang melakukannya sekadar menjalankan tradisi yang sudah ada. Pada lebaran ketupat ini biasanya berbagi ketupat untuk saudara atau tetangga.
Pantauan panturapost, Minggu (31/5) pagi di Desa Sigedong Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, terlihat memperingati Bada Kupat. “Saat Bada Kupat, warga biasanya membuat ketupat dengan sayur tempenya. Adapula yang dengan opor ayam. Tergantung selera dan ketersediaan bahan baku yang dimiliki,” tutur Ibu Sulkimah, warga Desa Sigedong Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal kepada panturapost, Minggu (31/5/2020).
Selain makan ketupat bersama keluarga satu rumah, kata Sulkimah, biasanya masyarakat berbagi ketupat dengan saudara dan tetangga terdekat. Dalam bahasa Jawa, dikenal dengan istilah Ngirim.
ADVERTISEMENT
Di beberapa wilayah di pedesaan tradisi ini masih dilaksanakan turun temurun dan memberi makna akan pentingya silaturahmi dan saling berbagi. Hal yang sama ungkapkan Bambang, warga Sigedong. “Walaupun wilayah desa, letaknya jauh dari kota atau pas di bawah kaki Gunung Slamet, tetapi tradisi Bada Kupat dari jaman dulu ini selalu dilestarikan,” ujarnya.
Di tempat terpisah, warga Desa Bojong Kecamatan Bojong Ani (40) juga mengungkapkan masyarakat di desanya masih menerapkan tradisi Bada Kupat. Masyarakat ada yang bikin kupat sendiri dengan beli janur di pasar atau dapat dari pohon kepala. “Setelah udah jadi kupat dan menu opor sesuai kebutuhan masing-masing, pas di hari bada kupat paginya makan kupat dan menu opor bersama keluarga.” (*)
ADVERTISEMENT
***
*kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!