Konten Media Partner

Balita di Batang ini Luka Parah setelah Terjebur ke Panci Berisi Air Panas

4 November 2020 22:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Batang, Wihaji melihat kondisi balita yang tercebur ke panci berisi air panas.
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Batang, Wihaji melihat kondisi balita yang tercebur ke panci berisi air panas.
ADVERTISEMENT
BALITA berusia 2 tahun asal Desa Gondang, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, bernama Oktaviantika ini, setiap hari dalam gendongan ibunya. Ia tidak ceria lagi setelah mengalami luka cukup parah akibat tercebur ke dalam panci yang berisi air panas pada bulan Juni lalu.
ADVERTISEMENT
Setelah sempat menjalani peratan medis di Rumah Sakit Kariadi Semarang, dan kondisinya mulai pulih, anak kedua pasangan Satiyo (56) Kastini (50) sampai saat ini pun masih menjalani perawatan jalan di rumah oleh salah seorang perawat dari RS Kariadi Semarang.
Sang ibu, Kastini pun mengatakan bahwa luka bakar yang dialami buah hatinya cukup parah yakni hampir 80 persen. Kejadian itu berawal saat sang balita bermain di dapur saat dirinya merebus air.
"Waktu itu saya merebus air. Karena sudah mendidih, panci saya taruh di bawah. Saya tidak tahu kalau ternyata putri saya mendekati dan masuk ke dalam panci," katanya dengan nada sedih.
Akibat kejadian itu, Oktaviantika, harus mendapatkan penanganan medis yang serius sejak bulan Juni lalu. Atas laporan warga, Bupati Batang Wihaji menyempatkan menengok Oktaviantika pada Selasa (3/11/2020). Dengan nada terbata-bata, Kastini pun menceritakan kejadian kepada Bupati Batang, Wihaji.
ADVERTISEMENT
"Setelah kejadian, anak saya langsung dibawa ke Puskesmas Subah dan dirujuk ke RSUD Limpung. Namun, karena tak mampu akhirnya dibawa ke RSUP Karyadi Semarang. Di sana, anak saya dirawat selama dua minggu," ungkapnya.
Meski balita usia dua tahun mulai pulih, tapi guratan luka masih tampak terlihat dan masih tetap menjalani perawatan di rumah. Perawatan dilakukan oleh perawat dari RSUD Karyadi yang secara mandiri mendatangi kediaman Kastini.
"Kalau untuk biaya perawatan dan kontrol saya gunakan dari BPJS kesehatan. Tapi, untuk biaya perawatan di rumah dengan mendatangkan perawat untuk mengganti perban setiap bulan, saya harus bayar sekitar Rp 900 ribu," ujarnya.
Pasangan Satyo dan Kastini yang hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan buruh penggaret getah karet ini pun tentu merasa berat dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk perawatan sang anak. "Sekarang sudah mending. Tapi luka di bagian dada, perut dan tubuh bagian belakang masih butuh perban dan perawatan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Peristiwa yang dialami Oktavianti pun membuat Bupati Batang, Wihaji merasa pilu. Sehingga, begitu mendengar adanya laporan tersebut, ia pun langsung bergegas untuk menengok langsung. "Oktavianti sangat membutuhkan perhatian agar perawatan tetap berjalan dan segera sembuh," tuturnya.
Untuk meringankan beban, Wihaji pun memberikan bantuan uang sejumlah Rp 3 juta. Rencananya, uang Rp 2 juta dari bantuan tersebut akan digunakan untuk perawatan selama dua bulan ke depan. Sedangkan uang yang Rp 1 juta akan digunakan untuk membayar hutang. Sedangkan untuk biaya ganti perban sebesar Rp 900 ribu, Pemkab Batang pun akan memberikan bantuan. Tidak hanya itu, bupati juga menyerahakan dua paket sembako kepada orang tua Oktaviantika. (*)