Balita Hobi Makan Tanah di Tegal, Dokter: Bisa Menghambat Tumbuh Kembang

Konten Media Partner
13 September 2021 12:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Puskesmas Debong Lor dr. Fikrie El Mujadi saat bersama Kapolres Tegal Kota AKBP Rahmad Hidayat melihat langsung konsisi VF balita yang gemar memakan tanah di kediamannya di Kelurahan Debong Lor, Tegal Barat, Senin (13/9/2021). (Foto: Setyadi)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Puskesmas Debong Lor dr. Fikrie El Mujadi saat bersama Kapolres Tegal Kota AKBP Rahmad Hidayat melihat langsung konsisi VF balita yang gemar memakan tanah di kediamannya di Kelurahan Debong Lor, Tegal Barat, Senin (13/9/2021). (Foto: Setyadi)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Kepala Puskesmas Debong Lor, Kota Tegal, dr Fikrie El Mujahid mengungkapkan VF, 3 tahun, balita yang gemar makan tanah dapat mengalami anemia defisiensi besi. Sehingga dapat memperlambat tumbuh kembangnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau untuk jangka panjang yang dikhawatirkan adalah kekurangan asupan nutrisi. Karena tanah dan reruntuhan cat tembok tidak ada nutrisinya," kata Fikrie ditemui usai melihat kondisi VF, Senin (13/9/2021).
Menurut Fikrie, kebiasaan makan tidak wajar oleh VF tersebut bernama Pica. Yakni adanya keinginan mengonsumsi dan mengunyah sesuatu yang tidak memiliki nilai gizi.
Ada sejumlah penyebab munculnya Pica. Misalkan tidak ada pilihan makanan lain atau si anak mengalami keterbatasan mental.
Disampaikan Fikrie, dampak dari mengonsumsi tanah dan serpihan pasir dari tembok tersebut belum diketahui secara pasti.
Namun dalam beberapa kasus, bisa mengakibatkan anemia defisiensi karena tubuh kekurangan zat besi. Sehingga jumlah sel darah merah yang sehat berkurang dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya ada banyak yang sering ditemukan, misalnya anemia defisiensi besi yang merupakan salah satu yang sering ditemukan pada anak dengan perbedaan kebiasaan makan tersebut," kata Fikrie.
"Jangka panjangnya karena anemia, gizi tidak terpenuhi maka tumbuh kembang anak biasanya tidak senormal dengan anak yang biasa dapat asupan gizi yang baik," katanya.
Selain itu, mengonsumsi tanah jangka panjang juga dikhawatirkan bisa menimbulkan infeksi organ dalam.
"Yang kita khawatirkan ada infeksi dalam, bisa jadi cacing, atau infeksi lain. Mungkin tidak efek langsung dari tanahnya, namun dikhawatirkan ada kuman atau bakteri atau parasit dari yang dimakan tersebut," kata Fikrie.
Menurut Fikrie, untuk bisa menghentikan kebiasaan makan tanah, orang tua harus bisa memberikan alternatif makanan lain.
ADVERTISEMENT
"Harus perlahan, dan dikenalkan dengan makanan yang normal. Jadi keluarga dibantu aspek ekonomi misal tidak tersedia makanan maka sekarang bisa disediakan makanan. Kalau misalkan ada pilihan makanan yang baik, perlahan bisa dialihkan dan tidak lagi memakan tanah," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, VF bocah yang gemar makan tanah dan pecahan tembok akhirnya dibawa ke RSUD Kardinah, Senin (13/9/2021). Dia dibawa ke rumah sakit tersebut untuk menjalani pemeriksaan khusus.
Seperti diketahui, anak pasangan Carmo (50) dan Umrotun Khasanah (41) ini memiliki kegemaran memakan tanah sejak berusia dua tahun terakhir.
Diduga kebiasaan itu timbul karena orangtua hampir tidak pernah membelikan jajan karena tergolong tidak mampu secara ekonomi. (*)
Tag: Balita, tanah, Tegal, bocah,