Batik Salem Brebes Mahal, Ini Beberapa Penyebabnya

Konten Media Partner
2 Oktober 2019 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Dok. Isma Nurfea
zoom-in-whitePerbesar
Foto Dok. Isma Nurfea
ADVERTISEMENT
BREBES - Memperingati Hari Batik Nasional, 2 Oktober 2019, hampir semua institusi di Kabupaten Brebes diwajibkan mengenakan baju dengan motif batik. Namun, tak banyak yang memakai batik khas Brebesan, seperti batik Salem dan batik mangrove. Padahal, kearifan lokal tersebut dapat mengangkat identitas wilayah. Jadi tidak hanya telur asin dan bawang merah saja, namun ada batik Salem dan batik Mangrove.
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya kenapa tidak menggunakan batik Salem? Berdasarkan jajak panturapost kepada beberapa warga, sebagian besar mengatakan bahwa batik Salem itu harganya mahal.
Budayawan pantura, Wijanarto saat dihubungi menjelaskan alasan mahalnya batik Salem khas Brebes lantaran pembuatannya masih home industri dengan cara manual atau batik tulis. Produksi dengan cara tradisional tersebut membutuhkan waktu cukup lama. Untuk satu kain batik saja bisa mencapai 1 bulan lamanya.
"Batik tulis dimana-mana pasti mahal, karena prosesnya memakan waktu cukup lama. Tapi otentitas tetaplah batik tulis," jelas Wijan.
Selain itu, biaya produksi mulai dari bahan kain, malam dan bahan bakar juga semakin mahal. Belum lagi kerumitan dalam menuang malam melalui canting yang membentuk motif batik Salem. "Mereka para pembatik saat ini mengeluhkan sulitnya minyak tanah yang dipakai saat mencairkan malam," kata Wijan.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya, warga Brebes tak perlu kuatir menempuh jarak jauh ke Kecamatan Salem untuk mendapatkan batik ini. Beberapa gerai di Brebes kota sudah tersedia. Seperti di Dekranasda (di komplek Pendopo Brebes), hotel-hotel maupun toko batik.
Selain itu, Wijan menjelaskan adanya mata rantai penjualan juga membuat batik Salem cukup mahal. Untuk itu perlu adanya sebuah terobosan agar harganya terjangkau.
"Teman-teman di Salem sudah mengetahui problema ini. Mereka mengakui mahalnya batik yang diproduksi, tapi kalah saing juga dengan batik daerah lain yang sudah terkenal. Untuk itu saat ini, mereka sudah mulai mengenal batik cap," beber Wijan.
Harga batik tulis Salem saat ini paling murah Rp 175 ribu. Sedangkan batik cap per kain hanya Rp 85 ribu.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita bisa bersolusi akan hal tersebut. Kita ada rest area Banjaratma. Di situ bisa jadi ada gerai batik Salem dengan margin keuntungan yang tidak membuat masyarakat Brebes merasa kemahalan. Begitu juga dengan hotel-hotel yang menyediakan," tutur Wijan.
Selain matarantai, solusi lain menurut Wijan bisa juga dengan memberikan subsidi bahan mentahnya. Seperti kain, malam dan bahan kimia lainnya.
Sementara itu, salah satu penjual batik salem, Isma Nurfea mengakui bahwa batik Salem memang mahal, lantaran prosesnya yang rumit dan butuh waktu lama. "Karena masih home industri asli, jadi lama dan pasti original banget. Coba cek dengan batik daerah lain yang tulis yah, pasti harganya mahal," jelasnya.
Selain itu, persaingan dengan batik cap dan printing juga yang membuat batik tulis menjadi suatu bahan yang mahal. "Jadi orang tuh belum bisa menerima harga yang mahal. Karena kalah sama batik cap. Orang berpikir cap dan tulis itu sama. Padahal dari cara pembuatan saja sudah beda," katanya.
ADVERTISEMENT
Isma menjual batik Salem dengan harga yang bervariasi. Untuk motif biasa seharga Rp 300 ribu, motif klasik dia banderol Rp 350 ribu. Sedangkan motif kopi pecah, dia jual dengan harga Rp 400 ribu.
"Meskipun ada yang cap dan harganya lebih murah, tapi buat pecinta batik pasti mencari batik tulisnya," pungkas Isma. (*)
Reporter : Yunar Rahmawan
Editor : Muhammad Abduh