Konten Media Partner

Rehabilitasi, Cara Surabaya Tangani Persoalan Tunawisma

14 Maret 2018 15:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rehabilitasi, Cara Surabaya Tangani Persoalan Tunawisma
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Arif Azhari pulang ke kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
BREBES - Kepulangan Arif Azhari ke kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah menjadi bukti bahwa persoalan tunawisma yang merebak di berbagai daerah bisa diselesaikan. Sebab, selama ini, banyak daerah yang memilih langkah pragmatis seperti menangkap, mendata, membina, lalu melepas gelandangan. Tanpa ada rehabilitasi intensif, banyak dari mereka yang kembali beraktifitas di jalanan.
Kota Surabaya bisa jadi contoh bagaimana daerah menangani pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT). Para gelandangan di sana tidak hanya ditangkap dan didata, tetapi direhabilitasi selama bertahun-tahun. Mereka mendapat pembinaan khusus sehingga bisa pulih psikologi dan ingatannya.
Arif Azhari adalah contohnya. Dia dirawat selama 15 tahun dan kini sudah kembali ke keluarganya di Desa Kluwut, Bulakamba, Brebes. Dia diantar oleh petigas Dinas Sosial Kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
Petugas Dinas Sosial Kota Surabaya, Jawa Timur Heri Suprianto mengatakan, tak hanya Arif Azhari yang dikembalikan ke keluarganya. Namun, ada 20 orang lainya penyandang masalah kesejahteraan sosial (gelandangan) telah dipulangkan ke tempat asalnya.
"Sepekan ini kita telah mengembalikan sekitar 20-an orang. Mereka berasal dari sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah," ucap Heri Suprianto.
Kendati demikian, lanjut dia, Dinsos akan berkoordinasi dengan Dinsos Brebes terkait pendampingan lanjutan kepada Azhari. "Jadi pengobatan secara berlanjut harus terus di lakukan," katanya.
Untuk prosedur pemulanganya, Dinsos Kota surabaya awalnya berkoordinasi dengan Dinsos dibeberapa Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah
"Kami menyerahkan ke Dinas Sosial di sejumlah kabupaten/kota di Jateng untuk menangani mereka demi kesembuhan yang sempurna. Selanjutnya kami berharap masing masing pemerintah desa minta penanganan ke Dinas Sosial masing masing," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Heri menceritakan perilaku Arif Azhari selama direhabailitasi di Surabaya. Menurut Heri, Azhari selalu menyendiri dan tidak mau berinteraksi serta bersosialisasi dengan teman di sekitarnya.
"Dulu itu awal datang ketempat penampungan. Azhari banyak berdiam diri, jarang berinteraksi dengan orang. Tapi terkadang dia masih merespon jika diajak berbicara dengan pendampingnya," beber dia.
Selama dalam penanganan Dinsos Pemerintah Kota Surabaya, Azhari mendapatkan berbagai pengobatan hingga terapi kejiwaan.
"Dia juga mengikuti berbagai kegiatan keagamaan sebagai terapi serta sudah bisa bercocok tanam dan diajarkan beberapa keterampilan. Sehingga sekarang sudah bisa berinteraksi dan sudah bisa diajak berkomunikasi serta ingatannya sudah pulih," pungkas dia.
Seperti diketahui, pagi itu sekitar pukul 08.00 WIB, sebuah mobil yang ditumpangi petugas Dinas Sosial Kota Surabaya mengantarkan Azhari pulang kerumahnya yang berada di RT 2 RW 15 Desa Kluwut Kecamatan Bulakamba Senin awal pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Azhari secara tiba-tiba membuat keluarganya di Brebes menangis karena terharu. Waryonah (75) ibunda Azhari mengatakan, jika anaknya sudah lama meninggalkan rumah sejak tahun 1993 silam. Saat itu, usia Azhari menginjak 30 tahun.
Reporter: Fajar Eko Nugroho
Editor: Muhammad Irsyam Faiz