Belajar dari Wahyono, Pemuda Tanpa Kaki dan Tangan Asal Batang

Konten Media Partner
6 April 2018 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belajar dari Wahyono, Pemuda Tanpa Kaki dan Tangan Asal Batang
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Mohammad Wahyono, 20 tahun. (Foto: Humas Pemkab Batang)
BATANG - Lahir tanpa memiliki tangan dan kaki, Mohammad Wahyono, warga Desa kambangan, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, ini tak patah semangat. Meski memiliki keterbatasan fisik, dia terus belajar dan mencari ilmu agar bisa menebar manfaat bagi lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Pemuda berusia 20 tahun ini semangatnya tak pernah kendor. Sejak usia 13 tahun, dia sudah belajar Islam di Pondok Pesantren di Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Dia juga pernah menimba ilmu di pesantren yang diasuh Ustadz Yusuf Mansur.
Gus Ahmad, begitu dia biasa dipanggil, tak pernah menyerah meski saat beraktivitas dia harus dibantu oleh orang lain. Sehari–hari, Kakaknya Sahudi, siap mengantar kemanapun dengan menggunkan kursi roda. Dalam kondisi tertentu, Sahudi juga siap menggendong adik tercintanya.
“Saya tidak mengajar mengaji Alquran, tapi kita berusaha untuk belajar bersama-sama untuk selalu mendekatkan dengan sang Kholiq yang menciptakan kita,” ucap Mohammad Wahyono.
Keteguhan Wahyono menyita perhatian Istri Bupati Batang Uni Kuslantasi Wihaji. Dia yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang berkunjung ke rumah Wahyono, pada Jumat (6/4).
ADVERTISEMENT
Uni Kuslantasih Wihaji mengatakan dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Wahyono menjadi orang yang istimewa karena bisa bermanfaat bagi orang banyak. "Betapa kayanya kita yang memiliki kesempurnaan fisik dari ujung kaki sampai rambut yang sempurna. Tapi terkadang kita lupa dengan semunya dunia," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Panturapost.id.
Kunjungan ke rumah Wahyono menjadi salah satu agenda Kuslantasih untuk bersilaturahmi sejumlah penyandang disabilitas. Dia pun mendapat banyak pelajaran setelah kunjungan itu. "Karena kita terkadang lupa melihat dunia dan kita belum memberikan mafaat bagi masyarakat banyak,” ucap dia.
Reporter: Fajar Eko Nugroho Editor: Muhammad Irsyam Faiz