Cerita Pemuda Tegal Tekuni Usaha Kerajinan dari Limbah Bambu

Konten Media Partner
5 November 2022 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemuda asal Kabupaten Tegal, Hendri Siswantoro
zoom-in-whitePerbesar
Pemuda asal Kabupaten Tegal, Hendri Siswantoro
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemuda asal Kabupaten Tegal, Hendri Siswantoro lebih memilih mengembangkan usaha di desanya ketimbang bekerja merantau ke luar kota. Pemuda asal Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa, ini menekuni usaha kerajinan tangan dari bahan limbah bambu Osmosis.
ADVERTISEMENT
"Usaha membuat kerajinan dari limbah bambu itu mulai tahun Mei tahun 2021. Kebetulan di Bumijawa banyak lahan-lahan bambu. Maka dari itu kita manfaatkan limbah bambu itu untuk saya buat kerajinan," tutur Hendri kepada PanturaPost, Sabtu (5/11/2022).
Menurutnya, menggunakan teko, cangkir dan nampan berbahan dasar bambu merupakan kebiasaan masyarakat zaman dulu. Namun kerajinan yang dia bikin dihias dengan gelas stenlis yang dipadukan dengan limbah bambu.
"Gelas bambunya kita padukan dengan gelas stenlis biar lebih kekinian. Untuk tempat rokok itu dan korek itu full dari limbah bambu. Tempat ini agar yang merokok lebih keren tempatnya dan tempat koreknya tidak gampang hilang," jelasnya
Hendri menjelaskan proses pembuatan kerajinan dari bambu osmosis dilakukan cukup panjang. Sebelum dibuat kerajinan, bambu akan direndam dengan air garam selama tiga hari. Tujuannya untuk mengurangi kandungan air di dalam bambu. Kemudian kualitas bambu akan lebih bagus serta tidak berjamur.
ADVERTISEMENT
Setelah direndam dengan air garam, baru proses pembuatan kerajinan. Mulai dari pembuatan dan pemotongan pola sesuai diinginkan. Kemudian dhaluskan. Lalu diselesaikan dengan menggunakan coating berbahan dasar air. Sehingga aman saat digunakan untuk wadah minuman.
Selain di wilayah Tegal, kata Hendri, hasil karyanya juga dijual di luar kota itu seperti Subang, Tangerang, Semarang, Cikarang, dan Bandung.
Sedangkan harganya mulai dari Rp 25 ribu untuk gelas ukuran kecil. Gelas ukuran besar Rp 45.000. Tempat rokok dan korek dijual Rp 50.000. Celengan dengan harga Rp 90.000, lukisan bambu Rp 150.000-Rp 200.000, lampu dinding Rp. 150.000. Sementara untuk satu set poci, gelas dan nampan dijual dengan harga Rp. 250.000.
Sebelum menekuni usaha kerajinan bambu ini, Hendri sempat merantau jualan nasi goreng. Kemudian bikin usaha keripik dan berhasil memasarkan di wisata Guci. Namun saat pandemi datang dan wisata Guci tutup, usaha keripiknya mulai menurun dan terpaksa tutup.
ADVERTISEMENT
Pada 2021 ketika korek apinya sering hilang, dia berinisiatif membuat tempat korek api dengan bahan bambu. Tak disangka, ternyata banyak peminatnya. "Dari situ lah mulai bikin kerajinan dari limbah bambu. Setelah itu, bikin cangkir bambu, gelas, terus bikin lampu dinding, lukisan, dan banyak lainnya," pungkasnya. (*)