news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Warga Tegal Hasilkan Uang Jutaan Rupiah dari Budidaya Jangkrik

Konten Media Partner
19 November 2022 15:36 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budidaya jangkrik oleh Nur Cholik (44) warga Desa Pamiritan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.
zoom-in-whitePerbesar
Budidaya jangkrik oleh Nur Cholik (44) warga Desa Pamiritan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.
ADVERTISEMENT
Nur Cholik (44) warga Desa Pamiritan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, tak pernah patah semangat dalam menjalani perannya sebagai tulang punggung keluarga.
ADVERTISEMENT
Agar mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga, dan bisa menyekolahkan anaknya, Cholik membuat terobosan baru dengan melakukan usaha ternak jangkrik yang ternyata memiliki nilai ekonomi tinggi.
Ditemui PanturaPost.com, Jumat (17/11/2022), Cholik terlihat sedang duduk di ruang tamu. Nampak sebuah foto keluarga di dinding tembok yang belum diplester tanah. Lantai rumahnya yang sederhana juga belum berlapis keramik.
Cholik tersenyum ramah saat menerima tamu yang datang. Sekilas, rumah tersebut terlihat biasa. Hanya ada tempat tidur, televisi, tempat duduk, dan dapur.
Namun di dalam rumah tersebut ada sebuah ruangan yang dijadikan tempat budidaya jangkrik. Ada kotak yang terbuat dari tripleks dengan ukuran sedang dan besar dengan jumlah 4 buah. Di dalam tong tersebut banyak ribuan jangkrik dari usia telur, kecil sampai besar.
ADVERTISEMENT
"Ini ruangan khusus ternak budidaya jangkrik, dan ini ruang kerja saya," kata Cholik sambil memegang sebuah boks yang sedang dibersihkan.
Cholik bercerita, awal mula, sebenarnya dirinya mempunyai fisik normal seperti orang pada umumnya. Ia sempat bekerja di Jepang yang tugasnya menggambar eksterior dan interior bangunan selama 4 tahun.
Setelah pulang dari Jepang, Cholik terus mengembangkan keahlian menggambarnya. Suatu ketika di tahun 2019 dirinya mengalami kecelakaan. Terpeleset di rumahnya.
Cholik mengalami kelumpuhan setengah badan. Dengan kondisi badan yang kanan bisa bergerak, namun yang kiri mengalami kelumpuhan. Ia banyak terbaring cukup lama di tempat tidur. Tidak bisa beraktivitas apa pun.
Dukungan semangat dari keluarga dan teman-temannya terus mengalir. Tak mau menyerah ia berusaha beranjak dari tempat tidur. Hingga akhirnya bisa berjalan dengan menggunakan bantuan tongkat untuk menopang tubuhnya.
ADVERTISEMENT
"Pelan-pelan bisa berjalan karena semangat, dukungan teman-teman, dan menjalani terapi. Sebagai kepala rumah tangga saya harus bisa bekerja dalam kondisi apa pun dan menolak menyerah," ucapnya.
Setelah perlahan bisa berjalan, ia kemudian berpikir bagaimana bisa kembali produktif dan memiliki pendapatan.
Awalnya diberi seekor burung oleh temannya. Dari situ Cholik mulai mengingat jangkrik. Seperti diketahui, jangkrik sebagai salah satu pakan burung yang banyak dicari.
"Kebetulan harga jangkrik di toko burung terbilang mahal dan kadang ada, kadang juga tidak ada," kata Cholik.
Dengan banyak pecinta burung, Cholik kemudian memberanikan diri untuk ternak jangkrik.
"Pertama dikasih burung sama teman, tapi bingung cari pakan jangkriknya, dan teman saya itu juga mengaku sama, susah cari jangkrik," ujar Cholik.
ADVERTISEMENT
Salah satu temannya itu kemudian memberikan modal uang Rp 500.000 untuk ternak jangkrik.
Nur Cholik (44) warga Desa Pamiritan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal hasilkan jutaan rupiah dari budidaya jangkrik.
"Pertama bikin tong tiga tapi kecil-kecil. Tong jangkriknya saya bikin sendiri, dengan tangan satu dan dibantu satu kaki. Kadang dibantu istri dirumah," kata Cholik.
Sempat Diremehkan
Kholik yang kini mempunyai dua orang anak, harus terus berjuang. Saat pertama memulai budidaya ternak jangkrik, dirinya sering diremehkan oleh orang lain.
"Ngapain ternak jangkrik, tidak ternak kambing atau lainnya, hasil ternak jangkrik apa," ucap Cholik mengingat ucapan salah satu temannya.
Namun tak disangka, usaha ternak jangkriknya bisa menghasilkan nilai ekonomi. Uang hasil penjualan jangkrik bisa untuk biaya anaknya sekolah.
"Alhamdulilah awalnya punya tiga boks kecil ternak jangkrik. Kini sudah punya empat boks," kata Cholik.
ADVERTISEMENT
Untuk telur benih jangkrik kadang masih beli dan kadang budidaya sendiri. Dalam prosesnya, telur jangkrik disimpan terlebih dahulu di dalam boks-boks.
Setelah beberapa lama tumbuh, jangkrik siap untuk dipanen selama 28 hari hingga satu bulan. "Kalau menggambar eksterior interior masih berjalan, tapi sekarang jarang ada order," kata Cholik.
"Sementara di saat musim hujan kendala untuk mencari daun pisang kering itu yang agak susah. Kadang saya pakai bekas tempat telur di boks untuk proses ternak," sambungnya.
Harga jangkrik yang dijual saat ini di harga Rp 25.000 per kilo. Harga di tahun ini masih naik-turun. Sempat mengalami penurunan harga dengan Rp 22.000 per kilogram, dan sampai mengalami kenaikan dengan harga Rp 35.000 per kilogram.
ADVERTISEMENT
"Harga jangkrik juga naik turun. Dalam ternak jangkrik untuk 1 kilo benih telur, bisa jadi hampir sekitar 80 kilo jangkrik," kata Cholik.
"Untuk bibit benih jangkrik kadang beli, dan kadang proses sendiri. Sempat proses sendiri benih telur, tapi masih terkendala boks-boks," tambahnya.
Cholik mengaku, dalam sebulan bisa mendapatkan hasil Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta. "Kadang juga bisa lebih, hasil ini bisa buat biaya anak sekolah," ungkap Cholik.
Mengenai proses pakan ternak jangkrik sendiri, Cholik memakai ekstra daun singkong, pepaya, kangkung, dan lainnya. Tidak hanya itu saja, untuk mengurangi biaya pakan ternak, dirinya menggunakan fermentasi dari bekatul, tepung jagung, kandungan mineral, dan protein dari limbah siang ikan asin kemudian disatukan.
ADVERTISEMENT
Sukses Bersama
Tak mau sukses sendiri, Cholik senang jika membagikan pengalamannya ke orang lain. Alhasil banyak juga yang belajar ternak jangkrik ke dirinya.
"Kebetulan di Desa Pamiritan itu banyak pelaku usaha mebel. Namun saat ini mebelnya lagi menurun drastis, dan banyak yang pindah alih ke ternak jangkrik," kata Cholik.
Cholik mengaku tak merasa tersaingi, jika saat ini banyak juga yang mulai budidaya jangkrik. "Sekarang yang usaha ternak jangkrik sudah banyak. Kalau masalah persaingan saya tidak memikirkan, karena jalan rezeki itu sudah ada yang ngatur, tinggal kita yang menjalaninya," pungkas Cholik. (*)