Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
DLH Kabupaten Tegal Kewalahan Tangani Sampah
4 September 2018 13:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Sampah menumpuk di lapangan Desa Kaladawa dan dikeluhkan warga. (foto: reza abineri)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Sampah menumpuk di Lapangan Desa Kaladawa, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Sampah yang didominasi plastik itu, menumpuk hingga ke pinggir jalan. Sementara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal mengaku kewalahan menangani sampah lantaran pengadaan lahan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang belum teratasi.
"Sejak ditutupnya TPS di pinggir Pasar Pepedan, praktis kemudian kita cari lokasi penggantinya," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah P3, DLH Kabupaten Tegal Syaefudin, Selasa, 4 September 2018.
Dikatakan, pembongkaran TPS itu menjadi kendala karena dirasa terburu-buru. Sehingga untuk mencari lokasi penggantinya menjadi keteteran. "Padahal sekarang jadi tempat jualan juga," terangnya.
Hasilnya, ada 2 TPS pengganti yakni di GOR Trisanja dan di Terminal Dukuhsalam, Kecamatan Slawi. "Alhamdulillah dapat dua tempat itu. Alasannya dipilih karena lahan kosong masih luas," beber Syaefudin.
ADVERTISEMENT
Kendala lainnya terkait jangkauan personil. Dengan jumlah Tenaga Harian Lepas (THL) sebanyak 362 dan 70 Pegawai Negeri Sipil (PNS) praktis, wilayah utara Kabupaten Tegal jarang dirambah. "Personil kita saat ini fokus di wilayah tengah dan selatan. Dari Senin hingga Sabtu kelilingnya. Makanya kemungkinan kita akan tangani Minggu yang termasuk lembur," ucapnya.
Kemudian jumlah armada juga yang terbatas juga jadi kendala lainnya. Dengan 6 armada roda tiga dan 30 armada truk, dianggap masih kurang banyak. "Idealnya jumlah truk ada 60. Kalau roda tiga masih bisa dibantu dari masing-masing desa untuk mengangkut sampah," kata dia.
Syaefudin pun menghimbau kepada masyarakat dan pihak terkait mengurangi produksi sampah plastik. Selain merubah pandangan sampah yang kumuh, masyarakat juga perlu melihat potensi sampah menjadi penghasilan yang menjanjikan.
ADVERTISEMENT
"Mindset masyarakat kita sudah mulai beralih dari membuang sampah di sungai ke pekarangan. Namun belum banyak yang langsung ke TPS. Kita sarankan jangan terlalu sering gunakan bungkus plastik. Kalaupun iya, bisa didaur ulang karena nilai jualnya menjanjikan," papar dia. (*)
Reporter : Reza Abineri
Editor : Muhammad Abduh