Eks Lokalisasi Peleman Tegal Diusulkan Jadi Pondok Pesantren

Konten Media Partner
27 Januari 2022 22:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Kamisan soal dengan tema "Tempat Prostitusi Peleman, Ditutup atau Masih Beroperasi?" di Nyong Kopi Slawi, Kamis (27/1/2022). (Foto: Irsyam Faiz)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Kamisan soal dengan tema "Tempat Prostitusi Peleman, Ditutup atau Masih Beroperasi?" di Nyong Kopi Slawi, Kamis (27/1/2022). (Foto: Irsyam Faiz)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TEGAL - Peristiwa pembunuhan pekerja seks komersial (PSK) di Eks Lokalisasi Peleman, Tegal pada Senin (24/1/2022) lalu memunculkan anggapan bahwa tempat prostitusi sudah ditutup permanen pada Mei 2017 lalu oleh Pemkab Tegal itu masih beroperasi.
ADVERTISEMENT
Agar tidak terus beroperasi, eks Lokalisasi Peleman di Desa Sidaharja, Kecamatan Surodadi, Kabupaten Tegal diusulan jadi pondok pesantren. Wacana itu mengemuka dalam sebuah forum diskusi di Nyong Kopi Slawi Kamis (27/1/2022).
Adapun usulan menjadikan Peleman sebagai pondok pesantren diutarakan oleh Kepala Desa (Kades) Sidaharja, Sumaryo. Pria yang sudah memimpin desa tersebut selama 3 periode itu mengatakan ide tersebut bisa jadi solusi bersama.
Sumaryo mengatakan usulan itu bukan tanpa alasan. Sebab, usai kawasan Peleman ditutup, pemilik rumah bordil masih bertahan di sana. Hal itu menjadi persoalan karena memicu bisnis lendir kembali berkembang.
"Makanya begitu ditutup PSK-nya memang pada bubar. Tapi pemilik rumah masih di sana," katanya.
Karena itu, pihaknya berharap agar Pemkab mendatangkan orang ketiga untuk membeli lahan dan bangunan di kawasan tersebut. Untuk kemudian, mengubah kawasan tersebut menjadi lebih baik. Seperti membuat pesantren.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami berharap Pemda agar bisa memfasilitasi pemilik lahan dan bangunan di sana (Peleman) dengan pihak ketiga. Nanti bikin pondok pesantren. Jadi tidak hanya masjid tapi ada pondok pesantren supaya ada aktivitas, positifnya," kata Sumaryo.
Dia mengungkapkan, bisnis esek-esek di sana saat ini masih berjalan. Banyak PSK yang open BO melalui aplikasi online. "Sekarang zaman sudah canggih, mereka beroperasi lewat HP (aplikasi online)," ungkapnya.
Menurut Sumaryo, pembuatan pondok pesantren di eks lokalisasi Peleman merupakan solusi jangka panjang. Adapun untuk solusi jangka pendeknya, dia meminta ke Pemkab untuk membuat pos di sana yang dijaga 24 jam.
"Bisa dibikinkan pos jaga untuk Satpol PP. Nanti ditemani Banser dan saya bantu pakai hansip buat melek bareng di sana. Insya Allah aman," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi itu, hadir pula Kepala Satpol PP Kabupaten Tegal Supriyadi. Dalam kesempatan itu, dia menyatakan prihatin dengan peristiwa pembunuhan di lokalisasi Peleman beberapa hari lalu. Dia pun mengakui jika pihaknya tidak terlalu aktif berpatroli ke sana setelah penutupan itu.
"Tapi memang informasinya (prostitusi) yang lewat online itu masih ada. Kemudian, dalam 2 tahun belakangan ini ada pandemi. Sehingga kami bersama TNI Polri fokus ke penerapan protokol kesehatan. Jadi memang kami belum terlalu aktif. Tapi kami belum rutin patroli ke sana (lagi)," katanya. (*)