Konten Media Partner

Foto: Tradisi Tedak Siten, Anak Mandi Kembang Tujuh Rupa hingga Masuk Kurungan

18 Maret 2018 20:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Tradisi Tedak Siten, Anak Mandi Kembang Tujuh Rupa hingga Masuk Kurungan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tedak Siten atau dalam bahasa Jawanya mudun lemah yang jika diartikan merupakan sebuah prosesi adat tradisi Jawa, dimana seorang anak sudah mulai turun ke lantai untuk merangkak hingga bisa berjalan. Beragam sajian juga turut melengkapi tradisi tersebut. Diantaranya, kopi pahit, dan bubur merah putih.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini terus dilestarikan sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan. Apalagi saat bayi mereka sudah bisa turun ke lantai untuk belajar berjalan.
Seperti apa prosesinya?
Prosesi pertama, bayi menginjak sesaji berupa bubur tujuh rupa. Ini bermakna sebuah penghormatan kepada bumi dimana seorang anak sudah turun ke tanah.
Foto: Tradisi Tedak Siten, Anak Mandi Kembang Tujuh Rupa hingga Masuk Kurungan (1)
zoom-in-whitePerbesar
Si anak juga dimandikan dengan air kembang tujuh rupa, supaya anak tumbuh dan memesona.
Foto: Tradisi Tedak Siten, Anak Mandi Kembang Tujuh Rupa hingga Masuk Kurungan (2)
zoom-in-whitePerbesar
Kemudian, dengan dipandu oleh orang tuanya, Wildan menjalani ritual naik tangga yang terbuat dari tujuh batang tebu. Rangkaian ini dimaksudkan agar anak mempunyai tekad yang kuat dalam menapaki kehidupan.
Foto: Tradisi Tedak Siten, Anak Mandi Kembang Tujuh Rupa hingga Masuk Kurungan (3)
zoom-in-whitePerbesar
Anak lalu dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang sudah lengkap dengan benda seperti cermin, permainan alat medis, dan yang lainnya.
Foto: Tradisi Tedak Siten, Anak Mandi Kembang Tujuh Rupa hingga Masuk Kurungan (4)
zoom-in-whitePerbesar
Tak hanya itu, pasangan ini juga memeriahkan acara Tedak Siten dengan bagi-bagi doorprize menggunakan bola undian bernomor yang bisa ditukar dengan bermacam bingkisan. Ini langsung membuat warga saling berebut, apa lagi ditambah uang receh dan beras kuning yang disebar penyelenggara.
ADVERTISEMENT
Foto: Syaifullah
Editor: Muhammad Irsyam Faiz