Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Namanya gempol. Kudapan berbentuk bulat ini kerap disajikan dengan kuah santan. Gempol dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun demikian, masing-masing daerah memiliki ciri khas dalam penyajian gempol.
ADVERTISEMENT
Di Solo dan Yogyakarta makanan ini bulat kecil yang disajikan dengan kuah santan gula merah dan ditambahkan es batu. Di Madiun makanan ini disebut dengan jenang gempol disajikan dengan kuah santan dan gula merah.
Seperti halnya dengan daerah lain, Tegal mempunyai cara tersendiri dalam penyajian gempol. Bentuk dan ukuran gempol di Tegal lebih besar dan diberi kuah santan.
Makanan ini dijual di pasar tradisional atau dijual keliling. Sayangnya, sekarang sulit menemukan penjual gempol di pasar-pasar tradisional yang ada di Tegal. Umi, salah satu penjual gempol keliling di daerah Balapulang mengaku semakin sedikit penjual gempol saat ini.
“Saya jualan keliling dari rumah ke pasar mulai dari jam 7 pagi, kadang belum sampai ke pasar dagangannya sudah habis. Dulu ada beberapa yang jual (gempol) di pasar sini (Balapulang), sekarang setahu saya cuma saya yang jual, itupun tidak setiap hari,” tuturnya.
Gempol dibuat dari beras yang direndam semalaman, kemudian ditumbuk sampai menjadi butiran-butiran tapi tidak terlalu halus. Masak beras dengan air sampai mengental dan tambahkan kelapa parut. Setelah itu bentuk adonan menjadi bulatan-bulatan dan tekan kuat-kuat agar tidak buyar lalu dikukus selama 20 menit.
ADVERTISEMENT
Makanan tradisional satu ini memiliki tekstur yang lembut dan gurih dari kuah santan. Harga untuk setiap bulatan gempol adalah Rp 1000.
Gempol di Tegal terdiri dari dua macam yaitu berwarna merah dan cokelat. Gempol berwarna potih memiliki cita rasa gurih, sedangkan warna cokelat berasal dari gula merah sehingga gempol cokelat rasanya manis dan gurih. (*)