Gunung Slamet Dimungkinkan akan Dibor hingga Delapan Kali

Konten Media Partner
19 Maret 2018 16:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Slamet Dimungkinkan akan Dibor hingga Delapan Kali
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Gunung Slamet. (Foto: www.saegeothermal.co.id)
BREBES - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) telah memasuki tahap pengeboran. PT Sejahtera Alam Energi (SAE) pada Senin 19 Maret 2018 mulai mengebor untuk sumur kedua. Namun tahap pengeboran itu kemungkinan masih akan dilakukan antara lima hingga delapan sumur.
ADVERTISEMENT
"Pengeboran itu bisa dilakukan lima hingga delapan. Karena kita tahu, Gunung Slamet kan belum pernah dibor. Bahasanya itu eksplorasi," terang Manager Area PT SAE Bintang Sasongko, Senin 19 Maret 2018.
Dia mengklaim, untuk sumur kedua aman bagi sumber air warga. Pasalnya, di sumur eksplorasi ini, memiliki kedalaman hingga 3,5 kilometer. "Pengalaman kita di tempat proyek panas bumi yang lainnya, akan aman. Sebab, sumur kita lebih dalam dibandingkan milik warga," katanya kepada Panturapost.id.
Dia juga menjamin, sumur akan disemen atau disaring. Tujuannya agar, material tanah hasil pengeboran tidak mengotori mata air warga. "Jadi akan ada semacam pemfilteran dari dampak pengeboran," tukasnya.
Sumur pertama, kata dia, telah dihentikan pengeboran di kedalaman 1.100 meter. Alasannya, di lokasi itu tidak ditemukan adanya energi panas bumi. "Jarak antara sumur pertama dan kedua hanya sekira 7,5 meter saja," katanya.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan, sumur kedua akan melistriki sampai 220 megawatt. Dengan tenggat waktu pengerjaan mulai 75 hari kedepan. "Tadi malam dimulainya (pengeboran, red). Dan akan selesai tiga bulan kedepan," tandasnya.
Seperti diketahui, Pada Desember 2017 silam PT SAE telah memulai tahap pengeboran di lereng Gunung Slamet. Pada sumur pertama, kedalamannya mencapai 2 ribu meter.
Panas Bumi atau geothermal merupakan proyek nasional dengan anggaran APBN hingga Rp 15 triliun. Dalam proyek skala nasional itu, pemegang saham SAE terdiri dari STEAG PE GmbH (Jerman) sebesar 75 persen dan PT Trinergy (Indonesia) sebanyak 25 persen, dalam rentang waktu 30 tahun.
Kegiatan eksplorasi panas bumi di WKP Baturraden dilaksanakan berdasarkan Kepmen ESDM No. 4577.K/30/MEM/2015 dengan rekomendasi UKL-UPL baru No.660.1/BLH.II/1191 tertanggal 08 Juni 2016 dan Izin Lingkungan No.660.1/BLH.II/1192, tertanggal 08 Juni 2016.
ADVERTISEMENT
Periode eksplorasi, perusahaan itu diperkenankan menggunakan lahan hutan sebesar 488.28 hektar. Ini sesuai dengan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) tahap eksplorasi nomor 20/1/IPPKH/PMA/2016 diterbitkan pada tanggal 5 Oktober 2016. Luas lahan hutan telah dibuka PT SAE tidak lebih dari 45 hektar. Sedangkan Wilayah Kerja Panas Bumi Baturraden sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1557.K/30/MEM/2010 seluas 24.660 hektar.
Reporter: Reza Abineri
Editor: Muhammad Irsyam Faiz