Konten Media Partner

Jokowi Sindir Politikus Genderuwo yang Menakut-nakuti Masyarakat

9 November 2018 15:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi Sindir Politikus Genderuwo yang Menakut-nakuti Masyarakat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
TEGAL - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali berkomentar soal perkembangan politik saat ini. Saat melakukan kunjungan di Kabupaten Tegal, Jokowi menyentil politikus yang doyan menyebar propaganda dan ketakutan kepada masyarakat di tahun politik ini.
ADVERTISEMENT
"Ya politikus gerenduwo itu yang melakukan cara- cara berpolitik dengan propaganda. Menakut- nakuti dan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat," usai meresmikan ruas tol Pejagan-Pemalang di gerbang tol Tegal di Desa Kalimati, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jumat, 9 November 2018.
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), genderuwo merupakan sosok hantu yang konon serupa manusia. Sosok yang memiliki tubuh tinggi besar dan berbulu tebal.
Jokowi, mengibaratkan sosok Genderuwo itu kepada politikus yang sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang menakutkan. Sehingga, menimbulkan keresahan di masyarakat.
"Coba lihat politik dengan propaganda menakutkan. Membuat takut dan kekhawatiran. Setelah itu membuat sebuah ketidakpastian. Kemudian menjadi keragu-raguan di masyarakat," ungkap dia.
Menurutnya, dengan cara menakut-nakuti semacam tersebut, sudah bukan cara berpolitik yang beretika. Sebab sudah menggiring masyarakat dengan memberi rasa takut yang terkesan kondisi Indonesia tengah mencekam.
ADVERTISEMENT
Jokowi pun meminta agar masyarakat agar berpikir kritis dan pintar dalam menghadapi situasi tersebut. Hal tersebut perlu dilakukan lantaran cara berpolitik seperti itu dapat memecah persatuan bangsa.
Dia menekankan momen tahun politik yang hanya lima tahun sekali jangan sampai menimbulkan bibit-bibit perpecahan antar masyarakat. "Cara berpolitik seperti ini jangan diteruskan lah. Stop," tegas orang nomor satu Indonesia tersebut.
Ia berharap politik yang terbangun di Indonesia penuh dengan kegembiraan dan kesenangan. Bukan justru ketakutan. "Namanya juga pesta demokrasi, yang namanya pesta itu penuh dengan kegembiraan. Biarkan masyarakat dengan kematangan politiknya memberikan suara untuk memilih," ujarnya.
Jokowi mengatakan harus ada hijrah sikap saat tahun politik ini. Hijrah dari pesimisme ke optimisme. Di mana ada upaya hijrah dari kegaduhan ke persatuan dan kerukunan.
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya siapa politikus yang dimaksud, Jokowi hanya tersenyum dan mengatakan sambil lalu.
"Ya dicari aja politikusnya," tandasnya.
Reporter: Reza Abineri
Editor: Muhammad Irsyam Faiz