Konten Media Partner

Kendala PDAB Menyalurkan Kembali Air Bersih ke Tegal dan Brebes

17 Februari 2021 20:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses perbaikan pipa penyalur air PAM. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Proses perbaikan pipa penyalur air PAM. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
BREBES - Upaya perbaikan pipa milik Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Tirta Utama Jawa Tengah terus dilakukan perbaikan siang dan malam. Seperti perbaikan pipa transmisi wilayah Kalibakung Kabupaten Tegal dan tuk suci Dawuhan Sirampog Kabupaten Brebes.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, uji coba dengan debit air disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Sebab, proses perbaikan pipa ternyata tidak mudah. Banyak kendala yang dihadapi petugas di lapangan.
Direktur Utama PDAB Tirta Utama Jawa Tengah, Djoko Suprapto, mengatakan, perbaikan pipa transmisi di tuk suci yang berada di Dawuhan Brebes misalnya. Kondisi Medan berat di jurang dengan kedalaman hingga 40 meter membuat petugas kesulitan.
"Untuk titik yang di Dawuhan memang terkendala Medan yang berat. Pipa transmisi patah hingga masuk ke jurang. Ini butuh waktu paling tidak empat atau lima hari. Tapi kita upayakan tetap terkoneksi aliran air ke pelanggan dengan sistem interkoneksi," beber dia.
Sedangkan kondisi yang terkena bencana adalah jaringan PDAB sub sistem Banyumudal. Yang di situ ada Mata Air Suci, Mata Air Serang, Mata Air Banyumudal.
ADVERTISEMENT
"Pipa paling parah, dengan kondisi putus sepanjang 40 meter jatuh ke jurang dengan kedalaman 100 meter, terjadi di pipa aliran Mata Air Suci yang ada di Desa Dawuhan, Sirampog, Brebes. Dari Mata air Suci aliran air sekitar 260 liter/detik. Dan diperkirakan perbaikan baru bisa selesai sekitar 5 hari sampai 7 hari ke depan," ungkapnya.
Sampai saat ini, lanjut dia, PDAB dan PDAM Slawi, Brebes dan Kota Tegal masih berupaya untuk mempercepat penyambungan pipa.
"Untuk pipa yang jatuh ke jurang di tuk suci, tidak bisa dimanfaatkan karena jurang terlalu dalam. Sehingga pipa diganti dengan pipa baru. Karena jalur utama belum bisa dilalui truk, maka pipa dibawa manual untuk dipindah ke truk lain. Dari lokasi penurunan pipa, maka pipa dibawa secara manual ke lokasi pipa putus yang jaraknya sekitar 3 kilometer," beber dia.
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk pipa dari aliran MA Banyumudal, serta MA Serang dengan debit air 390 liter/detik, masih dalam proses perbaikan. Untuk penyambungan pipa sepanjang 40 meter membutuhkan waktu lebih dari 5 sampai 7 hari lantaran medan yang lumayan sulit.
Sementara itu, di Kalibakung juga demikian. Meskipun sudah diuji coba pengaliran debit air, kata dia, jika kondisi tanah di wilayah Kalibakung masih bergerak, sangat berpotensi pipa transmisi kembali mengalami kebocoran.
"Kalau tanah di lokasi (Kalibakung) masih bergerak, pipa transmisi berpotensi kembali bocor dan harus diperbaiki kembali. Karena kondisi pipa sudah afkir atau berumur puluhan tahun, sehingga rawan bocor jika tanah kembali bergerak," jelasnya.
Ia menyebut, usia pipa transmisi yang tak muda lagi seharusnya dilakukan penggantian pipa secara masif. Namun, keterbatasan anggaran menjadi kendala hal itu bisa direalisasikan.
ADVERTISEMENT
"Kemarin kita bersama tim sudah menghitung estimasi jika mengganti pipa transmisi baru yang sudah karatan. Untuk wilayah Tegal dan Brebes saja, membutuhkan anggaran Rp 500 milliar," katanya.
Djoko meminta masyarakat untuk bersabar dan mengerti kondisi cuaca ekstrem yang terjadi sehingga menghambat perbaikan pipa transmisi yang rusak.
"Kami mohon maaf kepada pelanggan atas ketidaknyamananya. Kami terus berupaya semaksimal mungkin. Jika uji coba malam hari nanti sukses aliran air ke pelanggan sudah mengalir. Tapi, memang debitnya berkurang karena masih ada titik yang dilakukan perbaikan," pungkasnya. (*)