Kisah Iwan, Pilih Jadi Mualaf karena Tertarik dengan Salat dan Puasa

Konten Media Partner
24 Juli 2019 10:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alfonsus Kurniawan Ardhitya, memutuskan untuk memeluk agama Islam di Musala Al-Iman, Mejasem, Kabupaten Tegal, Selasa (23/7). (Foto: Reza Abineri)
zoom-in-whitePerbesar
Alfonsus Kurniawan Ardhitya, memutuskan untuk memeluk agama Islam di Musala Al-Iman, Mejasem, Kabupaten Tegal, Selasa (23/7). (Foto: Reza Abineri)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Sejak tiga tahun lalu, Alfonsus Kurniawan Ardhitya, 26 tahun, telah tertarik mengenal Agama Islam. Pria yang akrab disapa Iwan itu pun menimbang-nimbang untuk berpindah agama atau tidak. Hingga akhirnya, pada Selasa (23/7) malam, menjadi puncak pergulatan hatinya untuk mantap menjadi mualaf dengan memeluk agama Islam.
ADVERTISEMENT
Dengan mengenakan baju hitam, Iwan dibimbing langsung oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tegal Ustad Iwan Hermawan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat di Musala Al-Iman, Mejasem, Kabupaten Tegal. Prosesi tersebut sebagai tanda dia telah bersaksi bahwa Allah SWT adalah Tuhan dan Nabi Muhammad SAW adalah Rasul utusan Allah.
Saat prosesi, Iwan pun dengan lancar mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia tak terlihat canggung ketika dituntun oleh Sang ustaz.
Iwan pun lantas menceritakan keputusannya kenapa pindah agama. Ia mantap meninggalkan agama lamanya yakni Katolik karena terkesan dengan ibadah salat yang biasa dilakukan oleh Umat Islam.
"Ikut salat malah jadi tenang. Hati terasa damai, seperti ada energi positif yang masuk ke tubuh," katanya.
Alfonsus Kurniawan Ardhitya, memutuskan untuk memeluk agama Islam di Musala Al-Iman, Mejasem, Kabupaten Tegal, Selasa (23/7). (Foto: Reza Abineri)
Secara terbuka, ia mengaku telah lama mengenal Islam dari lingkungan sekitarnya. Ia pun sering melihat teman-temannya melakukan sholat.
ADVERTISEMENT
"Tertarik karena melihat teman-teman salat. Kemudian mencoba malah senang," ujar pria asal Sleman, Yogyakarta ini.
Iwan melanjutkan, sejak 3 tahun terakhir ini, setiap Ramadan, dia juga selalu berpuasa. Dia ikut sahur dan buka puasa seperti umat Islam. Iwan merasa, dengan berpuasa, badannya menjadi lebih enak. Termasuk suasana batinnya juga menjadi lebih tenang.
"Tahun pertama (2016), masih bolong-bolong puasanya. Kemudian tahun berikutnya mulai ful satu bulan. Alhamdulillah."
Iwan mengutarakan bahwa niatnya menjadi seorang muslim murni karena hidayah dari Allah. Bukan karena motif lain. Sebelum memutuskan jadi mualaf, dia mengaku selama ini sudah belajar dari buku-buku dan internet. "Di Youtube kan banyak video pengajian-pengajian itu saya ikuti. Yang paling suka pengajiannya Gus Mus (KH. Mustafa Bisri)," katanya.
ADVERTISEMENT
Disinggung soal keluarganya, dia mengaku tidak ada masalah. Orang tuanya sudah mengetahui keinginan Iwan untuk masuk Islam. Bahkan dia sudah mendapat persetujuan. "Orang tua saya sudah setuju. Meskipun saya sudah beda keyakinan, nanti hubungan kami tetap baik, tetap menyambung silaturahmi," ungkap Iwan.
Sementara Ustad Iwan Hermawan berpesan kepada Iwan agar selalu istiqomah setelah menjadi mualaf. Termasuk memperdalam agama Islam dengan pelan-pelan. "Semoga istiqomah dan terus memperdalam Islam. Yang pasti akan kita bimbing dan dampingi," katanya.
Ditambahkan, ke depan akan mengarahkan ke wadah mualaf center Kabupaten Tegal. Tujuannya, untuk membantu dalam belajar berbagai hal tentang Islam. (*)
Reporter: Reza Abineri
Editor: Irsyam Faiz