Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kisah Nenek di Tegal, Naik Haji dari Hasil Jadi Buruh Pembungkus Tempe
13 Juli 2019 18:40 WIB
ADVERTISEMENT
Raut wajah gembira tak bisa disembunyikan dari seorang wanita paruh baya asal Tegal, Kadar Saad Jen (92), dan anak pertamanya, Pidin (58). Penantian panjang yang ia tunggu akhirnya menemui puncaknya. Berkat usaha keras yang ditekuninya selama 20 tahun, mereka akhirnya berangkat menunaikan ibadah haji pada 4 Agustus nanti.
ADVERTISEMENT
Pidin yang tinggal di Desa Soka Tengah RT 03/RW 03, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, tak pernah menyangka akhirnya ia dan ibunya bisa menunaikan Rukun Islam kelima ini.
"Saya tak menyangka kalau saya dan ibu akan berangkat pergi haji. Ini seperti mimpi, mungkin karena memang sudah takdir saya dan ibu juga," ungkap Pidin saat ditemui PanturaPost di rumahnya, Jumat (12/7).
Ibu dan anak ini merasa bersyukur dan berbahagia karena tahun ini mereka akan berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah dari hasil menabung bertahun-tahun.
Kadar usianya yang sudah 92 tahun tapi masih sehat dan masih kuat jalan. Dalam check up kesehatan pun dokter menyatakannya sehat. Penglihatannya pun masih tajam. Untuk membaca tulisan yang kecil masih bisa. Hanya pendengarannya agak terganggu karena faktor usia.
ADVERTISEMENT
"Yah, ibu saya jadi calon haji tertua di Kabupaten Tegal. Tapi Alhamdulilah kesehatannya dibilang sehat sama dokter," ucap Pidin.
Kadar adalah seorang buruh pembungkus tempe. Setiap hari aktivitasnya membungkus tempe. Selama 20 tahun lebih menabung sedikit demi sedikit. Kadang Rp 20 ribu sampai 50 ribu per hari dia kumpulkan.
Uang itu dimasukkan ke celengan yang ada di rumahnya. Hal yang sama pun dilakukan oleh Pidin, anaknya. Pidin adalah seorang kuli cangkul di sawah. Dia kadang mencari rumput buat kambingnya.
"Dulu kalau saya punya uang saya belikan kambing. Kambing saya pelihara, setelah kambing melahirkan anak dan sudah besar salah satu kambing saya jual. Hasil jual kambing saya tabung ke tabungan. Yah kadang -kadang hasil mencangkul juga saya masukan ke tabungan," tutur Pidin.
ADVERTISEMENT
Dari dulu Pidin dan sang ibu memang memiliki keinginan kuat untuk naik haji bersama. Pada tahun 2013 dia sudah ada uang Rp 25 juta dari hasil tabungan. Uang itu lalu digunakan untuk mendaftar haji. Selang setahun kemudian pada 2014, uang ibunya juga terkumpul Rp 25 juta dan digunakan mendaftar haji.
Kabar baik itu pun datang. Tahun ini dia dan ibunya diizinkan menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah. Berulang-ulang Pidin dan ibunya mengucapkan rasa syukur tak terhingga.
"Doakan kami semoga selalu diberi kelancaran dan kesehatan dalam menunaikan ibadah haji ini. Ini hadiah terindah dalam hidup saya, bisa mengantar dan menuntun ibu untuk menuju ibadah haji," ungkap Pidin terharu.
ADVERTISEMENT
Pidin dan ibunya akan tergabung dalam rombongan Jemaah Haji Sapu Jagat. Di mana para lansia tergabung dalam rombongan ini. Anak dan ibu ini dijadwalkan akan berangkat haji mengikuti kloter 96 pada tanggal 4 Agustus 2019.
Reporter: Bentar
Editor: Irsyam Faiz