Konten Media Partner

Komunitas Sastrawan Himpun Puisi Tegalan untuk Mengenang Nursholeh

24 Agustus 2020 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Almarhum Nursholeh dalam sebuah kesempatan membacakan sebuah Puisi Tegalan. (Foto: Lanang Setiawan)
zoom-in-whitePerbesar
Almarhum Nursholeh dalam sebuah kesempatan membacakan sebuah Puisi Tegalan. (Foto: Lanang Setiawan)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Mantan Wali Kota Tegal M. Nursholeh wafat, Minggu (23/8/2020). Pria yang akrab disapa Kang Nur dengan julukan Bapak Sastrawan Tegalan ini menghembuskan napas terakhirnya di RSUD Kardinah dengan usia 63 tahun.
ADVERTISEMENT
Puluhan pelayat, turut mengiringi ke tempat peristirahatan terakhir Kang Nur di TPU Cleret Kelurahan Randugunting, Tegal Selatan, tak jauh dari kediamannya, Senin (24/8/2020. Rasa kehilangan, dari sosok yang dikenal dengan sebutan Guru Sabar ini membekas di hati banyak orang. Salah satunya di kalangan seniman.
Seniman yang juga penulis novel Lanang Setiawan menyampaikan, untuk mengenangnya, para pelaku seni dan sastra di Kota Tegal dan sekitarnya, sudah mulai menulis puisi Tegalan tentang Kang Nur. Rencananya, karya tersebut akan dibukukan.
"Beliau ini wali kota yang cukup peduli. Salah satunya dengan gerakan Sastra Tegalan. Beliau kemana-mana membawakan puisi Tegalan," kata Lanang.
"Dengan kepeduliannya terhadap sastra Tegalan khususunya puisi, ia mendapat predikat Bapak Sastrawan Tegalan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kini, naskah puisi tentang Nursholeh tengah dihimpun. Ia sengaja menginisiasi, karena kepedulian Nursholeh terhadap banyak hal ini layak diabadikan.
Bahkan menurut Lanang, di banyak kesempatan sebagai wali kota maupun pribadi, Nursholeh terbilang getol menyuarakan seni sastra. "Kang Nur sangat getol menyuarakan puisi Tegalan tak peduli dimana perhelatan seni," kata Lanang.
Para seniman yang bergerak dalam dunia puisi lokal memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Kang Nur atas kiprahnya memajukan dunia sastra khususnya puisi dan buku yang serba tegalan.
Rencananya, buku berisi puisi tentang catatan perjalanan Kang Nur akan dilaunching bersamaan dengan peringatan 40 hari wafatnya.
"Seniman berbudi luhur hendaknya jangan sampai melupakan kebajikan orang yg telah berjasa. Kepedulian kami untuk menerbitkan buku tentang Kang Nur, sebagai catatan tentang sosok beliau yang merakyat dan menyedulur," pungkasnya. (*)
ADVERTISEMENT