Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Melihat Sejarah Penjajahan di Gua Jepang Kebun Teh Kaligua Brebes
26 Maret 2018 21:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Replika patung pembantaian tentara Jepang terhadap rakyat Indonesia. (Foto: Yunar Rahmawan)
ADVERTISEMENT
BREBES - Mempelajari sejarah tidak melulu dengan membaca literatur atau buku-buku tebal. Kita juga bisa datang ke tempat-tempat bernilai historis tinggi yang berada di berbagai daerah. Banyak peninggalan orang-orang terdahulu mulai dari zaman kerajaan, hingga zaman penjajahan.
Di Brebes ada banyak tempat yang sarat akan nilai sejarah. Salah satunya adalah Gua Jepang. Gua ini terletak di tengah perkebunan teh Kaligua, Kecamatan Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah. Objek wisata itu, dibuat pada masa penjajahan Jepang beberapa tahun silam.
Sebagaimana gua jepang di daerah daerah lain seperti Bantul, Bandung, Pangandaran, dan daerah lainnya, gua itu digunakan sebagai tempat persembunyian tentara Jepang dari serangan musuh. Gua ini sengaja dibuat pendek agar tidak mudah dimasuki oleh tentara Belanda yang tinggi badannya melebihi tentara Jepang.
Pintu masuk Gua Jepang di Kebun Teh Kaligua, Brebes. (Foto: Yunar Rahmawan)
ADVERTISEMENT
Saat pertama kali memasuki gua ini, kita akan disambut dengan patung replika tentara Jepang lengkap dengan senjatanya. Di dalam gua ini, kita juga dapat dilihat patung-patung tentara Jepang yang dibuat dengan ukurang seperti aslinya.
Menurut Pemandu Gua Jepang, Ujang, di lokasi ini banyak ruang khusus, seperti ruang tahanan, kamar komandan, ruang pengadilan, ruang pembantaian, dan gudang senjata. "Jika ada warga Indonesia yang membangkang, saat itu mereka akan disiksa dan dibantai di sini," katanya.
Pria asli Banten ini mengungkapkan, pengunjung Gua Jepang juga tidak hanya wisatawan domestik saja, namun juga dari mancanagera termasuk dari Jepang dan Belanda.
"Orang Jepang yang ke sini kerap menangis karena mendengar cerita bahwa orang Jepang yang menjajah ke Indonesia dan menyiksa warga sini saat membuat gua ini," jelasnya.
Gua Jepang yang berada di tengah kebun teh itu dibangun sekitar 1943-1945. Setelah Jepang kembali ke negaranya, gua tidak digunakan lagi. Pada 1880 gua ini dibuka oleh masyarakat sekitar untuk mencari barang-barang peninggalan tentara Jepang.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, pada 1995, gua ini dibuka untuk umum. Baru pada 1997, gua ini dibuka untuk objek wisata hingga sekarang. Awalnya gua ini "Awalnya tingginya masih belum seperti sekarang. Mulai direnovasi pada 2014."
Saat ini, gua ini dirawat dan dikelola oleh masyarakat sekitar dan PT Perkebunan Negara (PTPN) IX. Tidak ada tarif khusus untuk bisa masuk ke gua ini. Sangat disarankan agar memakai jasa pemandu agar bisa mengeksplore gua ini. Ini juga demi keamanan pengunjung. Jika sudah memakai jasa pemandu, kita bisa memberi ongkos sepantasnya kepada mereka.
Tertarik berkunjung ke sini?
Reporter: Reza Abineri
Editor: Muhammad Irsyam Faiz