Konten Media Partner

Musim Hujan, Petani Ubi Madu di Tegal Panen Dini untuk Menjaga Kualitas

19 Oktober 2022 22:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani ubi madu di Desa Sokasari, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal memilih panen dini saat musim hujan kali ini.
zoom-in-whitePerbesar
Petani ubi madu di Desa Sokasari, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal memilih panen dini saat musim hujan kali ini.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga kualitas ubi madu, petani di Desa Sokasari, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal memilih panen dini saat musim hujan kali ini. Langkah itu dilakukan agar kualitas hasil panen tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Salah satu kelompok tani Desa Sokasari Rojai mengatakan, kebanyakan petani baru memanen ubi madu sekitar 4-5 bulan. Saat masuk musim hujan, ubi madu bisa rusak atau terkena hama, jika tak segera dipanen.
“Tapi kalau musim hujan, kalau mau hasil ubi madu yang bagus, ubi madu usia sebelum 4 bulan harus sudah dipanen. Walaupun beratnya nggak maksimal, yang pada umumnya 1/4 bau (sekitar 1.700 meter persegi) bisa menghasilkan 2 atau 2,5 ton, kali ini paling 1,5 ton, jika panen di usia kurang dari 4 bulan," kata Rojai, Rabu (19/10/2022).
Menurut dia, ubi madu Desa Sokasari memiliki tiga kualitas. Pertama kualitas ekspor yakni Ubi madu dengan berat yang pas dan bagus. Kemudian kualitas super lokal yaitu ubi madu yang dijual di lokasi dari hasil pemilihan. Lalu ubi madu dengan kualitas sama dijual di lokal atau di pasaran.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, para petani yang dulunya menanam jagung dan sayuran mulai beralih ke ubi madu. Namun, kata dia, petani di sana masih butuh edukasi. Agar hasil pertanian terutama ubi madu lebih bagus lagi.
"Di Bumijawa banyak petani ubi madu. Tapi  petani di sini masih butuh masukan, pelatihan tentang pertanian, terutama saat mau panen di saat musim hujan," jelasnya
Dengan ramainya permintaan ubi madu dari Tegal ini, pasokan ubi madu saat ini terbilang masih kurang dan masih sedikit. “Permintaan di luar sana banyak, apalagi pangsa pasar di lokal pun banyak. Jadi masih kurang petani ubi madunya.”
Sementara itu Penyuluh Pertanian di Desa Sokasari Gangsar Condro Mulyatno, mengatakan untuk kondisi musim penghujan petani harus memperhatikan pengairannya.  Agar tanaman tidak tergenang air pada saat hujan turun.
ADVERTISEMENT
“Pada saat panen ketika hujan turun untuk menjaga kualitas maka ubi madu harus cepat-cepat dicuci agar tidak mudah busuk atau rusak."
Menurutnya, petani ubi madu sebenarnya bisa mengalami kerugian, bisa juga mengalami keuntungan. Ketika ingin sama-sama untung, petani dalam menjual hasil budidayanya lebih baik menggunakan sistem kiloan dengan standar baku yang disepakati oleh petani dengan pedagang. (*)