Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Orang-orang di Balik Penemuan Fosil Purbakala di Brebes
31 Maret 2018 15:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB

ADVERTISEMENT
Rafli Rizal (kanan) dan Karsono (kiri) menunjukkan fosil hewan purba jenis Sinomastodon (gajah purba). (Foto: Muhammad Irsyam Faiz/Panturapost.id)
ADVERTISEMENT
BREBES - Mereka tidak pernah mengenyam pendidikan Arkeologi. Namun kecintaan kepada fosil dan benda purbakala menyatukan mereka dalam sebuah wadah yang mereka namai 'Tim Buton'. Apa saja aktivitasnya?
Tim Buton merupakan wadah yang berisi sekelompok orang yang peduli tentang pentingnya menyelamatkan fosil atau benda purbakala. Nama 'Buton' sendiri merupakan kependekan dari Bumiayu-Tonjong, dua wilayah di selatan Kabupaten Brebes yang kerap menjadi lokasi penemuan fosil hewan purbakala.
Beranggotakan enam orang, tim ini bekerja sukarela melakukan aktivitas kepurbakalaan yaitu menemukan, mengumpulkan dan merawat fosil dan benda purbakala.
Sepekan sekali, anggota tim berkumpul di rumah koordinator tim, Rafli Rizal, di Jalan KH Ahmad Dahlan Bumiayu. Selain saling bersilaturahim, kesempatan berkumpul tersebut dimanfaatkan untuk membersihkan seribuan lebih fosil bagian anggota tubuh hewan purbakala yang mereka temukan.
ADVERTISEMENT
"Tadinya aktivitas kepurbakalaan dilakukan oleh Karsono dan saya sendiri. Namun karena kesamaan tujuan yaitu menyelamatkan fosil purbakala akhirnya kami sepakat membentuk wadah yang kita namai Tim Buton, pada Oktober 2015. Supaya kegiatan lebih terorganisir dan fosil-fosil yang ditemukan terdata dengan baik," kata Rizal.

Menurutnya, dengan cakupan wilayah yang luas, Tim Buton kemudian merekrut empat warga Tonjong yang berdomisili di sekitar lokasi penemuan yakni Kartono, Rodik, Nasikin dan Romi. Anggota baru tersebut bertugas untuk mengawasi setiap temuan fosil di masyarakat dan melaporkannya kepada tim.
"Kita memang dituntut rajin mencari informasi termasuk isu-isu yang beredar di kalangan warga terkait penemuan benda-benda bersejarah atau fosil purba sehingga tidak sampai diperjualbelikan oleh warga," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Rizal mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada seribuan lebih fosil potongan tubuh hewan purba yang disimpan dalam museum mini Buton. Antara lain rahang gajah purba jenis Mastodon, Stegodon dan Elephas. Kemudian ada rahang badak (Rhinosertidae), Tulang Kerbau (pelurs Certividae), kepala buaya (Maxila Crocodylliae), Gigi Sapi (Incivius Bovidae), Kepala dan Tanduk Kerbau (Bubalus paleokarabu).
Kemudian ada juga fosil gigi monyet (Maxila Primata). Balai Arkeologi Yogyakarta menyebut fosil-fosil yang ditemukan tersebut berasal dari kala plestoisen tengah dengan perkiraan umur lebih dari 900 ribu tahun.
"Fosil-fosil tersebut ditemukan di daerah aliran sungai Glagah dan Cisaat wilayah Kecamatan Tonjong antara kurun waktu 2013-2015. Kalau temuan terakhir (Juli 2016), adalah rahang dan gigi gajah purba Sinomastodon dan Stegodon di Sungai Glagah Tonjong," kata dia.

Dijelaskan, fosil hewan purbakala tersebut tidak seluruhnya ditemukan oleh tim. Ada beberapa yang ditemukan oleh warga.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang menemukan warga, maka kita mengganti jasa penemuannya. Pada awalnya susah karena warga meminta harga tinggi, namun setelah kita berikan sosialisasi pada akhirnya warga mau menyerahkan temuannya kepada tim," kata pria yang juga berprofesi sebagai pedagang ini.
Aktivitas Tim Buton tak sekadar keluar masuk hutan, tetapi juga kerap melakukan studi banding untuk menambah wawasan mereka tentang benda purbakala, melalui internet ataupun literatur-literatur lainnya. Selain itu, juga melakukan studi ke Museum Sangiran di Sragen dan Museum Dayu di Karanganyar.
"Baru-baru ini seluruh anggota tim juga pergi ke situs Semedo di Kabupaten Tegal," katanya.
Lalu, darimana operasional kegiatan tim, termasuk biaya mengganti jasa penemuan fosil yang ditemukan warga? Rizal menegaskan bahwa dana operasional tim berasal dari swadaya. "Biayanya murni dari tim," katanya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Reza Abineri
Editor: Muhammad Irsyam Faiz