Konten Media Partner

Pemuda NU di Tegal Semarakkan HUT RI dengan Sepakbola Api

24 Agustus 2019 20:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sepakbola Api di Desa Kalikangkung, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
zoom-in-whitePerbesar
Sepakbola Api di Desa Kalikangkung, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
ADVERTISEMENT
TEGAL - Para pemuda di Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal punya cara sendiri untuk memeriahkan HUT ke-74 Kemerdekaan RI. Mereka menggelar pertandingan sepakbola api di Desa Kalikangkung pada Jumat malam (23/8).
ADVERTISEMENT
Lomba ini digelar oleh pemuda NU anggota GP Ansor dan Banser. Mereka berlomba menendang bola yang berasal dari buah kelapa. Setelah berdoa bersama, 1 buah kelapa yang telah direndam minyak tanah selama satu hari itu diletakkan di tengah lapangan untuk kemudian dibakar dan siap diperebutkan para pemain.
Dua tim yang memainkan sepak bola api masing-masing terdiri atas 5 orang. Satu timnya 5 orang. Dengan bertelanjang kaki para pemuda ini kemudian saling berebut buah kelapa yang telah dibakar. Mirip seperti berebut bola sepak yang biasa dimainkan di lapangan hijau.
Menurut pengurus GP Ansor Muhammad Bintang Adi Prajamukti acara lomba sepakbola api tersebut digelar untuk melestarikan budaya kesenian lokal. Ia merasa bersyukur dengan apa yang dilakukan oleh para pemuda Ansor Banser di Kecamatan Pangkah.
"Permainan bola api dimainkan Banser sudah lama. Sebelum bermain Peserta doa bersama terlebih dahulu. Peserta dalam permainan merasakan kemeriahan dan keseruan hingga melupakan rasa panasnya api pada bola yang terbuat dari kelapa tua yang semalaman direndam minyak tanah," kata anggota DPRD Kabupaten Tegal periode 2019-2024 itu.
ADVERTISEMENT
Sepak bola api, kata dia, bukan hanya suatu kesenian budaya dan olahraga. Namun juga telah menjadi salah satu cara mempersatukan bangsa, keakraban, dan silaturahmi.
Ketua panitia Muhammad Jafarudin, mengatakan para pemain kesenian bola api terlihat tak gentar meskipun terdapat sejumlah luka pada kaki dan lututnya akibat terjatuh dan terbentur kaki lawan. Menurutnya, itu berkat doa para kiai dan persiapan yang mereka lakukan sejak jauh-jauh hari.
"Saya senang dan bangga menjadi bagian dari sepak bola api ini, karena ikut melestarikan budaya dan kesenian bangsa," ucapnya. (*)
Reporter: Bentar
Editor: Irsyam Faiz