Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Penjual Buku Bacaan Ini Masih Eksis di Tengah Pesatnya Kemajuan Internet
30 Agustus 2018 17:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Kuntari memegang buku bacaan keluarga yang ia jual. (foto: yunar rahmawan)
ADVERTISEMENT
BREBES - Saat ini, hampir semua orang bergantung pada akses internet. Bahkan untuk keperluan bahan bacaan yang dulunya harus membuka buku, kini beberapa pengarang dan penerbit buku juga sudah meluncurkan e-Book (buku elektronik yang bisa diunduh di internet). Hal tersebut tentunya memudahkan kita untuk tetap bisa melakukan aktivtas membaca melalui telepon pintar, kapan saja dan dimana saja.
Inilah yang sedikit banyak mempengaruhi keberadaan buku di masyarakat. Begitu juga dengan penjualnya. Namun, salah satu penjual yang ditemui panturapost.id sama sekali tidak mengeluhkan kondisi tersebut. Kuntari (51) adalah penjual buku bacaan keluarga yang sudah berjualan sejak 1988.
Buku yang ditawarkan pun beraneka ragam bacaan. Dia menyediakan buku bacaan islami, mulai dari fikih, hadits, tuntunan sholat, hingga dongeng anak muslim. Tak hanya itu saja, Kuntari juga menjual buku pintar, kamus bahasa Inggris dan Arab serta ilmu terapan lain.
ADVERTISEMENT
Kuntari menjajakan buku dengan cara berjualan keliling. Wanita asal Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang ini mempunyai daerah tujuan berjualan dari Brebes hingga Pekalongan. "Setiap daerah biasanya 10 hari, karena kan banyak instansi, ke kantor kecamatan juga, jadi biar merata," jelas Kuntari saat ditemui di kantor Dinkominfotik Kabupaten Brebes, Kamis 30 Agustus 2018.
Meski sudah banyak yang menggunakan ponsel pintar, namun wanita dua anak ini tak patah semangat untuk menjajakan bukunya. "Saya sudah jualan 30 tahun dan sampai sekarang masih tetap laku buku yang saya bawa. Kadang ada juga yang pesen dulu lewat telpon," jelas Kuntari.
Menurutnya, setiap hari dia bisa menjual lebih dari 30 buku dengan harga yang berbeda tergantung jenis dan ukurannya. "Harga buku yang saya jual mulai dari 15 ribu sampai lebih dari 70 ribu rupiah," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain buku yang dia bawa, Kuntari juga kerap mendapat pesanan buku dengan jenis yang sama dalam jumlah yang banyak. "Biasanya kalau yang pesen banyak begitu untuk acara tertentu. Ada juga yang untuk disumbangkan," paparnya.
Kuntari mempunyai suami yang juga sebagai penjual buku. "Kalau suami saya itu jualannya ke sekolah-sekolah, itu sudah sejak dulu, sebelum menikah sama saya," tuturnya.
Untuk berkeliling, Kuntari menggunakan akses angkutan umum. Mulai dari rumahnya, ia menuju terminal Pemalang dulu dan selanjutnya menggunakan bus sesuai tujuan yang sudah terjadwal setiap bulannya.
Meski perkembangan tekhnologi semakin canggih, namun Kuntari tetap akan terus berjualan buku. Karena menurutnya, sampai kapanpun buku akan tetap laku. "Yang penting bismillah dan tetap semangat, dan jangan lepas untuk bersholawat," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Setiap harinya, uang yang terkumpul rata rata mencapai Rp. 300.000. "Itu masih kotor, belum dihitung ongkos transportasi dan uang makan saya di jalan," katanya.
Untuk memberikan kesan baik dan keramahannya, Kuntari siap menjawab semua pertanyaan calon pembeli terkait buku yang sedang dipilih. Dia juga selalu mendoakan para pembeli buku dagangannya. "Ya kan sebagai sesama harus saling mendoakan, beli atau tidak, tetap saya doakan mereka," pungkasnya ramah. (*)
Reporter : Yunar Rahmawan
Editor : Muhammad Abduh