Konten Media Partner

Ruwat Bumi Guci, Ungkapan Syukur Warga Tegal kepada Sang Pencipta

19 September 2018 20:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruwat Bumi Guci, Ungkapan Syukur Warga Tegal kepada Sang Pencipta
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ruwat Bumi Guci Tegal.
TEGAL – Tradisi 'Ruwat Bumi Guci' digelar di Lokasi Objek Wisata (OW) Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Rabu 19 September 2018. Tradisi tahunan ini diramaikan dan ditonton oleh ribuan warga.
ADVERTISEMENT
Prosesi Ruwat Bumi diawali dengan arak-arakan gunungan hasil bumi dari Dukuh Pekandangan, Desa Guci, menuju panggung hiburan yang terletak di parkiran atas OW Guci.
Sebelum dimulai upacara Ruwat Bumi, Plt Bupati Tegal, Umi Azizah, yang hadir beserta forkompimda, memandikan kambing kendit di Pancuran 13.
Iring-iringan puluhan gunungan hasil bumi dibuat oleh masing-masing desa di Kecamatan Bumijawa dan Bojong. Gunungan tersebut kemudian diperebutkan warga, karena dipercaya sebagai wujud nyata ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Ruwat Bumi yang diselenggarakan setiap tahun ini juga sebagai wujud penghormatan kepada leluhur. Yakni para pendahulu yang telah mewariskan kekayaan alam berupa hamparan lahan pertanian di wilayah OW Guci.
Plt Bupati Tegal, Umi Azizah, yang hadir langsung menyambut baik penyelenggaan acara Ruwat Bumi. Menurutnya, kegiatan ini sebagai upaya melestarikan tradisi baik yang nantinya akan diteruskan oleh generasi muda.
ADVERTISEMENT
"Sebagai generasi penerus sudah sepantasnya kita melanjutkan dan mengolah warisan ini untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dengan tetap memperhatikan keseimbangan alam," katanya.
Selain menjadi daya tarik wisata, Ruwat Bumi juga mempunyai nilai-nilai universal. Seperti menyadarkan kita bahwa ada yang lebih berkuasa dalam menentukan hidup dan kehidupan ini beserta seluruh isinya.
Dia mengungkapkan, sebagai makhluk-Nya diwajibkan untuk bersyukur sekaligus memohon perlindungan agar terhindar dari segala bencana, yang dapat mengancam keselamatan umat.
"Penyelenggaraan Ruwat Bumi, merupakan hajatan bersama yang mempunyai arti pentingnya kekerabatan sosial," ujarnya. 'Ruwat Bumi Guci' digelar saat awal Tahun Baru Islam Hijriyah.
Dia menjelaskan, jika dikaitkan dengan pengembangan sektor pariwisata, maka kondisi sosial masyarakatnya akan semakin guyub, saling membantu, bergotong-royong serta ramah. Dan akan menjadi penilaian tersendiri di mata publik.
ADVERTISEMENT
Umi pun mengingatkan, di tengah derasnya arus informasi dan pengaruh budaya asing 'Ruwat Bumi Guci' sebagai melestarikan atau nguri-uri warisan lokal.
Hal ini, kata dia tentu akan menjadikan citra Guci sebagai OW yang memiliki ciri khas yang tradisional. Ciri khas tersebut tentu dapat menjadi promosi pariwisata Kabupaten Tegal.
"Saya titip pesan agar Ruwat Bumi ini terus dilestarikan, dikembangkan, dan dikemas semakin apik. Serta dipromosikan lebih gencar lagi," tegasnya.
Reporter: Reza Abineri
Editor: Muhammad Irsyam Faiz