Saat Seniman di Bumiayu Perangi Corona dengan Kreasi Mural

Konten Media Partner
27 April 2020 20:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komunitas Trotoart membuat mural bertemakan Bahaya Virus Corona atau COVID-19 di Jembatan Saka Lima Belas (Sakalibel). (Dok Trotoart)
zoom-in-whitePerbesar
Komunitas Trotoart membuat mural bertemakan Bahaya Virus Corona atau COVID-19 di Jembatan Saka Lima Belas (Sakalibel). (Dok Trotoart)
ADVERTISEMENT
BREBES - Komunitas seniman Bumiayu Kabupaten Brebes mimiliki cara tersendiri untuk mengampanyekan bahaya wabah virus corona atau COVID-19. Komunitas yang bernama Trotoart ini, menyulap pilar tembok jembatan Saka Lima Belas Bumiayu, dengan karya mural bahaya COVID-19.
ADVERTISEMENT
Mural tersebut, menggambarkan seseorang yang berhadapan dengan sosok muka yang menyeramkan. Sosok berwarna ungu yang mukanya penuh dengan tanda terkesan menjijikan.
Pada mural itu juga tertulis "Saat Bahagia atau Merdeka, Ingat Kita Pernah Dijajah Corona". Tembok berukuran panjang sekitar 5 meter itu seolah menjadi penyambut pengendara yang melintas di kawasan yang dikenal dengan Sakalibel itu.
Penggagas aksi tersebut, Anton Bimo, mengatakan pembuatan mural sebagai bentuk motivasi masyarakat untuk bersama-sama melawan pandemi CoVID-19. "Paling tidak, masyarakat jadi lebih waspada dengan virus ini," katanya, Senin (27/4/2020).
Sebagai mereka, cara ini cukup strategis untuk mengedukasi masyarakat bahwa virus corona tidak dapat dipandang sebelah mata. Apalagi hingga sekarang masih banyak yang tidak dapat diam di rumah karena harus bekerja.
Mural bertemakan Bahaya Virus Corona atau COVID-19 di Jembatan Saka Lima Belas. (Dok Trotoart)
"Kita buat mural dari 19 hingga 21 April. Kebetulan tanggal 22 April memperingati Hari Bumi. Ada delapan orang yang mengerjakan bersama-sama," katanya.
ADVERTISEMENT
Untuk prosesnya sendiri, Bimo dan rekannya sudah mendapat dukungan dari masyarakat sekitar. Bahkan, kreatifitas para seniman jalanan diapresiasi warga sekitar. "Menjadi bagus dan indah dari sebelumnya yang terlihat lusuh," ungkapnya.
Selain itu, aksi ini juga untuk mengedukasi ke masyarakat bagaimana membuat mural yang benar. Karena masih banyak di antaranya yang menggambar dengan cara vandalisme.
"Mengedukasi bagi pelaku vandal, tentang mural yang sebenarnya. Memanfaatkan media ruang publik dengan positif," pungkasnya. (*)