Konten Media Partner

Sakit Epilepsi, Bocah di Brebes Setahun Hanya Bisa Terbaring di Rumah

20 Mei 2022 16:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Fikri, bocah 12 tahun warga Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, hanya bisa berbaring tempat tidurnya sejak setahun belakangan.
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Fikri, bocah 12 tahun warga Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, hanya bisa berbaring tempat tidurnya sejak setahun belakangan.
ADVERTISEMENT
BREBES - Muhammad Fikri, bocah 12 tahun warga Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, hanya bisa berbaring tempat tidurnya sejak setahun belakangan. Ia mengalami sakit epilepsi dan sering kejang-kejang. Karena kondisi itu, Fikri tak bisa beraktivitas seperti teman-teman lainnya.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan ibu kandungnya, Warsinih (45), anak bungsunya itu sering mengalami kejang saat usianya baru tiga bulan. Sakitnya makin parah saat usianya menginjak 11 tahun. Sesekali Fikri mengerang kesakitan di tempat tidurnya yang tanpa kasur.
Pihak keluarga pun sudah beberapa kali menjalani pengobatan dokter ataupun pengobatan alternatif. Terakhir dia menjalani pengobatan sekitar setahun lalu. Meski begitu, Fikri belum juga sembuh dan hanya terbaring lemah di tempat tidur.
"Saat mau didaftarkan ke sekolah, sakit semakin parah dan cuma bisa berbaring di tempat tidurnya. Untuk makan harus disuapi pelan-pelan," kata Warsinih di kediamanya, Jumat (20/5/2022).
Saat usia sekitar lima tahun, Fikri pun sering terjatuh saat bermain. Kondisi ini membuat sakitnya semakin parah. Anak bungsu dari tiga saudara itu, kini semakin parah dan tidak bisa berbicara.
ADVERTISEMENT
Selain tak bisa bicara, Fikri juga tak bisa menangis. Sesekali ia hanya bisa membuka mulutnya dan mengerang saat merasakan sakit.
Warsinih selalu berdoa dan berharap anaknya bisa disembuhkan, agar bisa bermain bersama teman sebayanya seperti sedia kala. Sebab, sebelum sakitnya semakin parah, Fikri adalah anak yang ceria.
Lantaran keterbatasan biaya, lanjut dia, sejak setahun belakangan Fikri dirawat di rumah. Ayah Fikri pun hanya seorang nelayan yang penghasilannya tak menentu.
"Saat itu dokter rumah sakit di sini menyarankan agar dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang, namun kami tidak memiliki biaya untuk operasional atau untuk kebutuhan di sana nanti bagaimana kalau disuruh bolak-balik," ungkapnya.
Selama ini, Fikri menjalani pengobatan di rumah sakit yang ada di Brebes menggunakan kartu BPJS kesehatan dari Pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya ingin sekali bawa Fikri ke Semarang (RSUP dr Kariyadi), tapi memang kondisi ekonomi keluarga kami yang terbatas. Kami berharap bisa ada yang membantu untuk kesembuhan Fikri, nggak tega lihat anak sendiri kondisi sakit bertahun-tahun seperti itu," pungkasnya. (*)