Taufik, Pemuda Kreatif asal Tegal Bikin Jam Tangan dari Kayu

Konten Media Partner
13 Juni 2019 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jam tangan kayu karya Taufik. (Foto: Irsyam Faiz)
zoom-in-whitePerbesar
Jam tangan kayu karya Taufik. (Foto: Irsyam Faiz)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TEGAL - Siang itu , Taufik Hidayah (27 tahun) tampak sibuk sendiri di ruangan 3x5 meter samping rumahnya. Tangannya terampil memotong kecil-kecil lempengan kayu yang tipis dengan mesin gergaji 1 milimeter.
ADVERTISEMENT
Apa yang dia lakukan? Dia sedang membuat rantai jam tangan. Ya, jam tangan. Benda yang biasanya terbuat dari stainless, plastik, atau besi, dibuatnya dengan menggunakan kayu.
Usaha tersebut dirintisnya sejak setahun terakhir. Di saat teman-temannya yang lain sibuk mengadu nasib di ibu kota, pemuda asal RT 04/RW 02, Desa Balapulag Wetan, Kecamatan Balapulanh, Kabupaten Tegal, itu memilih pulang kampung. Dia mencoba peruntungan dengan berbisnis olahan kayu tersebut.
Taufik merupakan pemuda yang kreatif. Dia juga gigih dan tak mengenal kata putus asa. Buktinya, pemuda alumni Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro (Undip) itu tak menyerah ketika ratusan kali gagal membuat jam tangan kayu. 
Taufik Hidayah, perajin jam tangan kayu asal Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. (Foto: Irsyam Faiz)
Awalnya, Taufik hanya iseng membikin jam tangan berbahan kayu. Waktu itu pada 2017, dia ingin punya jam tangan kayu, tapi tak mampu membeli karena harganya mahal.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu saya bikin satu. Terus saya pakai. Teman lihat dan pengin juga dan minta dibikinin. Akhirnya saya bikin dan dibeli Rp 200 ribu," kata dia, saat ditemui PanturaPost di rumah produksinya, Kamis (14/6).
Sadar hasil karyanya diminati, dia pun serius menekuni usaha tersebut. Taufik mencoba menyempurnakan karyanya agar benar-benar diterima masyarakat luas. Pada proses penyempurnaan itulah, dia menghabiskan ratusan lembar papan kayu untuk membuat jam tangan.
"Kurang lebih satu tahun saya uji coba bikin jam tangan kayu ini. Sebelum akhirnya pada November 2018, saya menemukan desain dan ukuran yang pas untuk dijual di pasaran," katanya.
Taufik Hidayah, perajin jam tangan kayu asal Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. (Foto: Irsyam Faiz)
Taufik menjelaskan, jam tangan hasil buatannya terbuat dari kayu sonokeling karena seratnya lembut bentuknya yang konsisten, serta warnanya yang bagus. Dia pernah memakai kayu jati sebagai bahan baku. Tapi gagal karena serat kayunya yang terlalu kasar. 
ADVERTISEMENT
Pemuda kelahiran 1 April 1992 itu memanfaatkan kayu sonokeling bekas yang dibeli dari Malang. Di Tegal, kata dia, sebenarnya ada banyak kayu serupa. Namun, harganya lebih mahal. 
Taufik menunjukkan proses pembuatan jam tangan kayu tersebut. Pertama, penyiapan bahan berupa lempengan kayu tipis berukuran 5x30 sentimeter untuk rantai jam. Lalu, kayu itu dipotong-potong sesuai desain. Kemudian, dia membuat body jam. Setelah itu, perakitan dan pemasangan mesin jam. Terakhir, penyemprotan dengan cairan khusus untuk menjaga warna kayu.
Untuk pewarnaan, dia memilih memakai warna asli kayu agar terkesan natural. Dia menghindari cat warna karena akan merusak bahan kayu. "Paling mentok hanya dipernis. Karena kayu sonokeling itu semakin lama dipakai dia akan semakin mengkilap."
ADVERTISEMENT
Dalam satu hari, dia biasanya mampu membuat 3-4 buah jam tangan. Tapi saat ini, produksi dalam sebulan masih sedikit. Paling banyak 15 buah per bulan.
Kendati demikian, peminat jam tangan kayu Taufik sudah merambah sampai luar daerah. "Pembeli kami ada yang dari Lampung, Jakarta, Semarang, Purwokerto dan Tegal," ungkapnya.
Ada pun, harga jam tangan kayu tersebut dibanderol seharga Rp 450 ribu-650 ribu. Menurut Taufik, harga itu masih tergolong terjangkau. Sebab, harga jam tangan serupa di Jogja dan Bandung bisa lebih dari Rp 1 juta. (Irsyam Faiz)