Terima Pesan Ajakan Demo, Siswa SMKN 2 Adiwerna Pilih Belajar

Konten Media Partner
26 September 2019 20:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terima Pesan Ajakan Demo, Siswa SMKN 2 Adiwerna Pilih Belajar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
TEGAL – Pesan ajakan demontrasi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota/ Kabupaten Tegal beredar di WhatSapp. Dalam pesan tersebut, unjuk rasa terkait penolakan rancangan undang - undang kontroversial dilaksanakan di DPRD Tegal, Kamis (26/9/2019).
ADVERTISEMENT
Kepala Sekolah SMKN 2 Adiwerna Drs AR Hartono, MM Pd saat dikonfirmasi Panturapost.com membenarkan adanya ajakan kepada para siswanya untuk mengikuti unjuk rasa di DPRD Tegal.
"Ajakan via WhatsApp yang tidak jelas sumbernya. Kebetulan saya dapat info pesan berantai itu dari salah satu guru kami. Setelah mendapat pesan tersebut, saya komunikasi dengan aparat,” kata AR Hartono saat ditemui di sekolahnya, Kamis (26/9/2019).
Menyikapi hal tersebut, lanjut dia, pihak sekolah memberi pemahaman pada semua siswa-siswi untuk tidak terjebak dan terlibat pada kegiatan demo yang memungkinkan merugikan dirinya sendiri, keluarga/masyarakat dan sekolah.
“Saya menghimbau agar siswa-siswi untuk tetap belajar dan berkarya,” tutur dia.
Selama ini dan diharapkan selanjutnya, para siswanya tidak pernah terlibat pada kegiatan yang negatif/anarkis/ tawuran. “Hal ini tidak lepas dari strategi pembelajaran yang kami terapkan yaitu model pembelajaran teaching factory,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Teaching Factory mereplika pembiasaan budaya industri ke dalam proses belajar mengajar praktik untuk menghasilkan produk (jasa/barang) yang punya nilai jual dn memiliki kompetensi standart industri. Siswa menjadi sibuk dalam pemenuhan KBM yang pada gilirannya membentuk karakter anak/siswa yg positif dan bertanggung jawab.
“Kami melihat bukan demonya, tapi kekhawatiran kami. Agar siswa kami tidak terprovokasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Demo bagian dari demokrasi, dan dilindungi oleh UU. Hanya perlu jelas subtansinya dan tidak sampai merusak fasilitas masyarakat atau negara. Jadi siswa-siswi saya fokuskan belajar dan berkarya.” (*)
Reporter : Bentar
Editor : Muhammad Abduh