Tingkatkan Ekonomi Saat Pandemi, Petani di Tegal Ganti Tanaman Padi dengan Buah

Konten Media Partner
25 Juli 2021 6:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani di Desa Batuagung, Kecamatan Balapulang saat memanen buah melom di lahannya. (Foto: Bentar/PanturaPost)
zoom-in-whitePerbesar
Petani di Desa Batuagung, Kecamatan Balapulang saat memanen buah melom di lahannya. (Foto: Bentar/PanturaPost)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Guna meningkatkan perekonomian saar pandemi, petani di Desa Batuagung, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal mengganti padi menjadi tanaman buah melon. Petani menilai buah-buahan seperti melon punya harga jual yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Salah satu petani, Bambang, mengaku sudah tiga kali mengganti tanaman padi menjadi buah-buahan saat masa pandemi. Apalagi saat musim kemarau.
"Kalau menanam buah di musim kemarau bisa menghasilkan, dibandingkan menanam padi yang kemungkinan akan gagal panen dan harganya pasti anjlok," tutur Bambang pada PanturaPost, Sabtu (24/7/2021).
Menurutnya, pengembangan pertanian  buah-buahan tidak begitu lama. Dalam waktu 70 hari petani buah bisa panen dan permintaan pasar cukup tinggi. Menaman buah-buahan juga bisa mengubah sirkulasi hama, yang awalnya banyak hama padi berganti hama lalat buah.
"Sebelum tanam buah, sawah ini ditanam bawang, jagung, padi. Kini buah melon orange. Kebetulan pangsa pasar buah sekarang lagi bagus. Seperti melon orange ini banyak diminati di wilayah Jakarta," terangnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, saat ini harga buah melon orange relatif bagus dan menguntungkan. Harga di tingkat petani mencapai Rp 8.000 per kilogram. Sedangkan untuk satu buah melon saja bisa mencapai 3 kilo.
Dengan lahan sawah sekitar 3.500 meter ini, sekali panen buah melon bisa mencapai 8 sampai 12 ton.
"Selama 70 hari buah melon orange sudah bisa panen. Untuk sekarang kami akan coba melon orange panen dua kali dalam satu tanam. Kalau biasanya dalam satu tanam hanya satu kali panen."
Menanam melon orenge di masa pandemi  bisa meningkatkan perekonomian. Selain itu bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Tanaman buah melon. (Foto: Bentar/PanturaPost)
"Petani itu harus berani, berani Modal, berani keahlian, berani ambil risiko. Bayangin saja, kalau tanam padi gagal, petani ruginya kecil. Kalau petani tanam buah, sekali gagal ruginya besar. Tapi Sebaliknya, kalau tanam padi di saat untung bisa jutaan. Sedangkan kalau buah-buah di saat untung bisa sampai puluhan juta," terangnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, tanah sawah yang ada di Desa Batuagung terbilang cukup bagus. Pasalnya dari beberapa inovasi pertanian yang sudah dicoba itu hasil panennya bagus.
Dirinya terus mengajak petani lain untuk berani berinovasi dalam pertanian. Yakni mengganti pola tanam dari padi sawah ke tanaman buah atau sayuran untuk ekonomi petani menjadi lebih baik.
"Selama pandemi, harga komoditas padi ketika panen harganya sangat rendah atau murah. Tanam padi juga perlu untuk stok pangan, dan ekonomi juga perlu buat kebutuhan hidup. Makanya petani harus berani berinovasi atau mengubah pola tanam," ujarnya. (*)