Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Tradisi Barikan, Ritual Minta Hujan di Desa Karangbale Brebes
8 September 2019 13:30 WIB

ADVERTISEMENT
BREBES - Musim kemarau yang berkepanjangan membuat beberapa wilayah di Kabupaten Brebes mengalami kekeringan lantaran hingga kini hujan tak kunjung turun. Salah satunya dialami Desa Karangbale, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes.
ADVERTISEMENT
Untuk memohon turunnya hujan, masyarakat Desa Karangbale melakukan ikhtiar dengan menggelar Barikan. Tradisi leluhur yang sudah turun-temurun ini dilakukan untuk memohon agar Allah SWT memberikan hujan. Sehingga, keberkahan akan turun dari langit yang nantinya akan mengaliri sawah, perkebunan dan sumber air bersih bisa terisi.
“Ritual Barikan sudah berlangsung lama di desa kami sebagai ritual yang berisi doa-doa kepada Allah SWT agar diturunkan hujan, bila musim kemarau tiba,” ujar Kepala Desa Karangbale, Sumeru, saat prosesi Barikan berlangsung di Gunung Nyapa, desa setempat, Sabtu (7/9).
Barikan menurut Sumeru berasal dari kata barokah ataupun berkah jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Dengan harapan, ketika Barikan dilangsungkan maka Allah akan menurunkan hujan yang penuh keberkahan.
ADVERTISEMENT
"Dalam Barikan kita memohon agar segera turun hujan yang penuh barokah untuk warga kami dan Brebes pada umumnya," jelas Sumeru.
Festival Barikan diawali dengan doa dan makan tumpeng bersama di aula kantor Desa Karangbale. Selanjutnya, ada juga arak arakan pengantar Lebe Desa (Modin) yang menaiki kuda, untuk dimandikan dalam ritual Barikan. Tersusun rapi juga barisan pembawa juada pasar, buah-buahan, kembang setaman, dan gunungan hasil bumi menuju Gunung Nyapah sejauh 1 kilometer sebagai tempat ritual. Usai acara inti, tamu undangan disuguhi penampilan seni budaya local antara lain tari jaipong dan pencak silat.
Ritual Barikan sendiri dikemas dalam bentuk festival budaya yang mengandung nilai agama dan sekaligus bisa dijadikan wisata kearifan lokal. Dalam pelaksanaannya, terdapat sedekah bumi, pertunjukan kesenian dan sudah tentu ada ekonomi kerakyatan yang bergeliat.
ADVERTISEMENT
Kades berharap, setelah Barikan digelar, maka hujan segera turun, sehingga masyarakat sejahtera, makmur dan diberikan keselamatan serta terhindar dari musibah bencana alam.
Wakil Bupati Brebes Narjo yang hadir dalam acara tersebut menuturkan, sebagai sebuah kearifan lokal, tradisi Barikan harus tetap dilestarikan. Sebab menurut Wabup, terdapat banyak nilai positif, antara lain bisa dijadikan sebagai media pertumbuhan ekonomi kreatif, peningkatan iman dan takwa kepada Allah SWT dan menarik wisatawan serta menjaga atau nguri uri budaya asli Brebes.
“Kita ambil sisi positifnya saja, karena dalam acara semacam ini permohonan tetap ditujukan kepada Sang Pencipta Alam Semesta yaitu Allah SWT, meskipun ada sekelompok orang yang tidak setuju dengan ritual seperti ini,” ujar Narjo.
ADVERTISEMENT
Narjo juga mengingatkan, agar kita senantiasa melestarikan dan menjaga alam. Karena ada simbiosis mutualisme bila kita bersahabat dengan alam. Alam telah banyak memberikan manfaat kepada umat manusia untuk itu harus menjaga alam kita. Bencana alam terjadi, akibat kerusakan di bumi yang dilakukan oleh ulah manusia.
“Jagalah alam, maka alam akan menjaga kita,” tandasnya. (*)
Reporter : Yunar Rahmawan
Editor : Muhammad Abduh