Waduk Cacaban Tegal: Sejarah dan Segala Keindahannya

Konten Media Partner
15 Januari 2022 17:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal. (Foto: Bentar)
zoom-in-whitePerbesar
Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal. (Foto: Bentar)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebedaraan Waduk Cacaban adalah berkah Tuhan yang tiada duanya bagi Kabupaten Tegal. Dengan adanya waduk ini membuktikan bahwa di wilayah Kecamatan Kedungbanteng dan sekitarnya merupakan daerah subur. Luas Waduk Cacaban 928,7 hektar dan berisi air sebanyak 90 juta M³. Waduk ini didukung dengan latar belakang pemandangan hutan, panorama perbukitan, pulau-pulau kecil yang dapat dikunjungi.
ADVERTISEMENT
Keberadaan Waduk Cacaban ternyata tidak sekadar urusan pertanian dan irigasi, melainkan untuk melepas kepenatan sebagai destinasi asyik. Ide gagasan pembangunan mencuat pada tahun 1914 saat kolonial Belanda mencengkeram bangsa Indonesia. Meskipun gagasan datang dari penjajah, namun oleh Pemerintah Indonesia tidak serta merta ditampik. Hal itu senyampang fungsi atau pemanfaatannya cukup vital bagi kehidupan para petani yang memang perlu adanya suplai air.
Dengan melihat pemanfaatan bagi masyarakat grassroots, Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno memandang perlu gagasan itu direalisasikan. Pada tanggal 16 September 1952, Soekarno meletakan batu pertama untuk pembangunan. Pada bulan Januari 1959 bangunan Waduk Cacaban akhirnya selesai dan diresmikan Soekarno melalui Pejabat Presiden, Mr. Sartono.
Karena letak Waduk Cacaban berada di dataran tinggi pegunungan, pemandangan di sekitarnya banyak menyuguhkan panorama memesona dikelilingi perbukitan dan jajaran pepohonan yang ada di hutan-hutan. Yang demikian memancing para pelancong berbondong ke Waduk Cacaban.
ADVERTISEMENT
Di tempat ini selain pelancong dapat memandang lepas ke arah gunung, perbukitan, hutan, dan kilau air cacaban. Di sini, mereka dapat menikmati perahu wisata untuk mengitari seluar waduk. Arena untuk bumi perkemahan pun tergelar cukup luas di bawah gundukan tanah bukit hijau royo-royo rerumputan. Bagi mereka yang punya hobi memancing sangat memungkinkan.
“Di Cacaban kami pun sering memanfaatkannya untuk pembuatan syuting film dan menjadi objek pembuatan video klip lagu. Panoramanya asyik. Ada hutan, bukit-bukit dan air Cacaban yang melimpah. Jika malam pas bulan purnama, keindahan alam Cacaban makin menjadi daya tarik yang tidak bisa kami jumpai di kota!” ujar Yuliyanto, salah satu kameramen asal Tegal yang pernah membuat video klip album Tegalan “Titisan Bintang”.
ADVERTISEMENT
Waduk Cacaban menjanjikan sebuah destinasi keluarga. Di areal Cacaban yang luas, pengunjung dapat menikmati indahnya bukit Savana yang mengelilingi waduk. Karena keunikan perbukitan itu banyak pengunjung menyebutnya Bukit Teletubbies.
Selain adanya bukit itu, pengunjung dapat menyaksikan Gunung Semar yang menjulang seakan sedang bersenda gurau dengan awan-awan dan kabut. Di selatan Cacaban bercokol tegak lurus kemegahan Gunung Slamet.
Jika musim kemarau menjelang, rerumputan di perbukitan tampak kuning kecokelatan, justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembuat video klip, karena perbukitan yang bertengger laksana diselimuti karpet warna cerah. Dipadu dengan warna perairan hijau di danau sehingga menciptakan pemandangan eksotis.
Untuk pengunjung yang ingin menuju ke Bukit Teletubbies dapat menggunakan perahu. Berselfie ria di Savana menjadi sebuah keindahan. Tarif menggunakan perahu, pengunjung hanya membayar Rp 15. 000. Mereka dapat singgah di Bukit Teletubbies atau di pulau-pulau kecil. Di atas perahu pengunjung dapat merasakan terpaan angin sejuk. (Lanang Setiawan)
ADVERTISEMENT