Warga Brebes Alami Rob Terbesar Sepanjang Sejarah

Konten Media Partner
1 Juni 2020 21:34 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Prapag Kidul mengatasi air rob yang masuk rumah.
zoom-in-whitePerbesar
Warga Prapag Kidul mengatasi air rob yang masuk rumah.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BREBES – Sejak empat hari lalu, warga Prapag Kidul dan Prapag Lor, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes tengah dilanda banjir rob. Namun pada hari keempat, Senin (1/6/2020) malam, warga mengalami banjir rob terbesar sepanjang hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Salah satu warga, Anraenah (55) mengungkapkan bahwa selama dia tinggal di Desa Prapag Kidul, baru kali ini merasakan banjir rob cukup besar. Bahkan, air rob yang biasanya hanya mampir di halaman, kali ini sampai masuk ke dalam rumah.
"Ini paling besar. Biasanya tidak masuk rumah. Malam ini hampir semua ruangan tergenangi air rob," kata Anraenah sembari menguras air rob.
Rob yang mulai datang pukul 15.00 WIB itu terus bergerak naik dari sungai hingga ke perumahan warga. Bahkan sampai menggenangi jalan dan limpas ke deretan rumah di seberang jalan.
Rumah Anraenah dan warga lainnya berada tepat di bantaran sungai Prapag. Sehingga ketika air laut naik dan mengalir ke sungai, semua rumah di sekitar sungai akan terdampak rob. "Biasanya air tidak sampai ke seberang jalan. Tapi pas maghrib sudah limpas ke sana," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Warga Prapag memang sudah terbiasa dengan hadirnya rob, namun kali ini mereka harus mengerahkan tenaga untuk menguras air ketika rob sudah surut. "Pukul 20.30 WIB sudah surut, tapi menyisakan air di dalam rumah yang harus secepatnya kita kuras supaya bisa tidur," kata Anraenah.
Hal serupa diungkapkan Saeroh (60) yang merasakan rob kali ini begitu besar. Air yang biasanya hanya sebatas mata kaki, malam itu mencapai setengah lutut orang dewasa. "Biasanya hanya di bagian belakang, tapi kali ini sampai ruang tamu," jelasnya.
Saat itu, air tak hanya mengalir dari belakang, namun juga dari samping dan pintu depan. Mereka sampai menumpuk bata dan semen dadakan pada pintu depan untuk mencegah air masuk. "Susah juga ya, sudah dicegah dari depan, ternyata masuk dari samping dan keluar dari tembok karena merembes," ungkap Saeroh.
ADVERTISEMENT
Meski sudah terbiasa, mereka warga Prapag hanya bisa pasrah dan berharap musim rob segera berakhir. (*)
***
*kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!