Konten dari Pengguna

Buku Sebagai Terapi : Membaca Membantu Anak Mengelola Emosi

Parahita Ade Kumala
Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Brawijaya.
4 Juni 2024 15:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Parahita Ade Kumala tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi anak sedang membaca dengan ibunya. Sumber gambar : aplikasi canva https://www.canva.com/design/DAGHJFyYkkY/s7bQ8TMR76e5UNaYz0yWog/edit?utm_content=DAGHJFyYkkY&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sedang membaca dengan ibunya. Sumber gambar : aplikasi canva https://www.canva.com/design/DAGHJFyYkkY/s7bQ8TMR76e5UNaYz0yWog/edit?utm_content=DAGHJFyYkkY&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
Perkembangan kognitif pada anak sangat berpengaruh pada keterampilannya dalam mengelola emosi. Mengelola emosi berarti anak dapat menangani perasaannya agar berdampak positif, tidak dengan memaksakan kata-kata afirmasi yang berdampak pada tertahannya emosi yang ingin dikeluarkan anak seperti “anak laki-laki tidak boleh cengeng”, tetapi dengan mengarahkan emosi yang ada menjadi sebuah ungkapan emosi yang terarah dan terjaga, tidak meledak dan menggebu-gebu, dan peka terhadap perasaannya sendiri. Keterampilan mengelola emosi pada anak adalah kemampuan anak untuk mengenali, memahami, mengekspresikan, dan mengendalikan berbagai emosi dalam dirinya dengan tepat. Keterampilan ini juga mencakup kemampuan anak untuk mengenali dan memahami perasaan orang lain di sekitarnya serta mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sesuai dalam lingkungannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan kecerdasan kognitif dan melatih kemampuan mengelola emosi pada anak adalah dengan kegiatan membaca. Amy Williams dalam Children’s Literacy Foundation menjelaskan bahwa kegiatan membaca pada anak usia dini tidak hanya berdampak pada kecerdasan emosional, tapi juga membantu anak-anak untuk belajar mengekspresikan perasaan mereka.
Terdapat sebuah keterkaitan antara kegiatan membaca dan pengelolaan emosi pada anak. Saat anak-anak terlibat dalam cerita yang dibacanya, mereka akan memperoleh banyak pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai macam emosi, seperti kegembiraan, kesedihan, amarah, kecemasan dan lainnya melalui pengalaman emosional karakter yang dibacanya. Karena pada dasarnya anak-anak adalah peniru yang handal, Rasyid (2009) berpendapat bahwa pada masa usia dini, anak akan lebih mudah menerima, mengikuti, melihat, dan mendengar segala sesuatu yang dicontohkan, diperdengarkan, serta diperlihatkan. Maka dari itu, dengan melihat bagaimana karakter menghadapi tantangan dan masalah, serta perubahan emosional dalam cerita, anak-anak dapat belajar strategi untuk mengelola emosi mereka sendiri. Seperti ketika melihat bagaimana kesedihan karakter yang dibacanya mengekspresikan kesedihannya ketika temannya terkena musibah, atau kegembiraan sang karakter ketika mendapat hadiah.
ADVERTISEMENT
Untuk melatih pengelolaan emosi pada anak melalui kegiatan membaca, orang tua dapat menyediakan bahan bacaan berkualitas sesuai usia dan minat anak. Pendampingan orang tua sangat penting dalam memilih bahan bacaan yang cocok untuk tahap perkembangan anak, memastikan cerita yang menarik dan mengandung nilai-nilai positif untuk memperkaya pengalaman emosional anak. Karena tidak semua buku cocok untuk setiap tahap perkembangan anak, sehingga orang tua perlu selektif dalam memilih cerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga mengandung nilai-nilai positif. Buku yang dipilih harus mampu merangsang imajinasi, mengajarkan empati, dan memberikan wawasan tentang cara mengelola perasaan dalam berbagai situasi. Karena pada dasarnya, proses tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan emosional yang mereka rasakan. Anak-anak yang merasa dicintai dan disayangi oleh orang-orang di sekitarnya cenderung berkembang lebih baik secara emosional.
ADVERTISEMENT