Dipandang Sebelah Mata, Pria Juga Bisa Mengalami Gangguan Makan!

Pradnya Paramitha Budisoegiyo
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya angkatan 2022
Konten dari Pengguna
27 November 2022 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pradnya Paramitha Budisoegiyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://images.pexels.com/photos/4728877/pexels-photo-4728877.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=600
zoom-in-whitePerbesar
https://images.pexels.com/photos/4728877/pexels-photo-4728877.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=600

Gangguan makan pada pria

ADVERTISEMENT
Semua orang pasti memiliki kebiasaan makan yang berbeda-beda. Ada yang makan 3 hari sekali sesuai jadwal, ada yang makan pagi dan siang dijadikan satu, hingga ada yang tidak makan malam untuk menjaga berat badan. Sebenarnya kebiasaan makan yang baik pada manusia adalah makan sesuai jadwal, makan dengan porsi yang sesuai, serta memperhatikan kandungan gizi pada makanan. Tetapi banyak sekali orang yang sering menganggap sepele soal kebiasaan makan. Kebiasaan makan yang tidak teratur ternyata dapat bertumbuh menjadi gangguan makan atau eating disorder, lho teman-teman. Gangguan makan atau eating disorder biasanya sering terjadi pada wanita, lantas apakah pria juga bisa mengalami gangguan makan? Yuk, simak informasi berikut ini agar gangguan makan pada pria tidak dianggap sepele dalam masyarakat!
ADVERTISEMENT

Apa itu gangguan makan?

Gangguan makan adalah penyakit yang dideskripsikan sebagai gangguan perilaku makan atau pengendalian berat badan tubuh. Penderita gangguan makan terbagi menjadi 3, yaitu anorexia nervosa, bulimia nervosa, dan binge-eating disorder. Penderita anoreksia nervosa biasanya menghindari makan karena sangat takut menjadi gemuk serta menghindari berat badan normal. Biasanya mereka melakukan diet ekstrem dengan hanya makan sayur, makan buah, hingga tidak makan nasi sama sekali. Sedangkan penderita bulimia nervosa biasanya mengonsumsi makan secara berlebihan kemudian dimuntahkan, mengonsumsi obat pencahar, serta olahraga ekstrem.
Gangguan makan pada pria sebenarnya sama seperti yang dialami oleh wanita. Namun gangguan makan pada pria cenderung kurang dapat perhatian dan tidak mengakui karena stigma dalam masyarakat. Selain itu, salah diagnosis juga menjadi alasan pria enggan dan mengabaikan penyakit mental ini, lho!
ADVERTISEMENT
https://images.pexels.com/photos/3601097/pexels-photo-3601097.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=600

Sebab dan akibat gangguan makan pada pria

Ternyata ada beberapa faktor yang mengakibatkan pria mengalami gangguan makan, lho! Yang pertama adalah tren laki-laki berotot di media sosial. Hal ini bermula dari stereotip bahwa pria harus memiliki tubuh ideal, sehingga pria sadar dan memburu citra tubuh yang tidak mungkin terwujud dalam semalam dan secara tidak langsung menekan kondisi mental pria.
Kemudian, yang kedua adalah ketergantungan pada zat kimia. Penggunaan zat kimia sangat membantu dalam mengatur berat badan jauh lebih cepat daripada menjaga pola makan. Selain itu, mengkonsumsi alkohol merupakan salah satu contoh yang dapat menghambat pola makan karena kecanduan sehingga enggan mengkonsumsi makanan.
Selanjutnya, yang ketiga adalah orientasi seksual. Pria yang mengalami aseksualitas disebabkan oleh kadar testosteron menurun akibat penurunan berat badan yang berkelanjutan. Selain itu, pria dengan peran gender feminin cenderung mengalami gangguan makan yang lebih tinggi daripada pria dengan peran gender maskulin. Selain pria dengan peran gender feminin, homoseksual pada pria juga memiliki tingkat gangguan makan yang tinggi karena penilaian tubuh mereka agar tetap bugar dan menarik supaya hubungan diantara pria lebih bertahan lama.
ADVERTISEMENT
Yang terakhir adalah pelecehan seksual. Seperti yang kita ketahui bahwa sebagian besar pelaku pelecehan seksual adalah pria. Pria yang menjadi korban seksual cenderung menghindari dan takut mengalami seksualitas. Oleh karena itu, menjadi aseksual merupakan solusi bagi mereka yang tentunya menimbulkan gejala gangguan makan karena menolak arahan hormonal alami.

Penderita anoreksia dan bulimia pada pria

Pria dengan penderita anoreksia lebih diperhatikan dengan cara dirujuk oleh dokter daripada pria dengan penderita bulimia. Mereka yang kurang mendapatkan perhatian dari keluarga berusaha mendapatkan perhatian kembali dengan cara menahan lapar atau diet ekstrem sehingga mengakibatkan penurunan berat badan secara drastis. Sedangkan pria dengan penderita bulimia cenderung tidak ingin mengakui penyakitnya karena malu dengan adanya stigma bahwa penyakit ini mayoritas dialami oleh perempuan. Sebagian dari penderita bulimia adalah orang tua sekaligus penderita obesitas yang masih berada di bawah kontrol genetik.
ADVERTISEMENT
https://images.pexels.com/photos/7187983/pexels-photo-7187983.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=600

Kesimpulan

Nah, ternyata gangguan makan pada laki-laki cukup berbeda daripada perempuan. Pria cenderung memiliki masalah pada citra tubuh dan kecanduan zat kimia. Mereka tidak memuntahkan makanan melainkan olahraga berlebihan, mengkonsumsi suplemen, dan suntik protein untuk memperoleh bentuk badan yang sempurna. Mereka juga suka lupa diri apabila berada di pesta karena lebih memilih mengkonsumsi alkohol daripada makanan, akibatnya pola makan mereka terganggu.
Meskipun sudah banyak sebab dan akibat yang cukup terlihat dalam masyarakat. Banyak pria tidak mengetahui masalah ini bahkan ada yang tidak sadar hingga tidak mau mengakuinya. Publik juga menganggap bahwa gangguan makan hanya terjadi pada perempuan sehingga gangguan makan pada laki-laki kurang terdiagnosis. Oleh karena itu, kedepannya gangguan makan pada pria menjadi isu yang perlu diangkat agar penderita mendapatkan diagnosis dan perhatian yang lebih layak.
ADVERTISEMENT
Penulis: Pradnya Paramitha Budisoegiyo
NIM: 225120301111002
Referensi: Carlat, D. J., Camargo, C. A., & Herzog, D. B. (1997). Eating disorders in males: A report on 135 patients. American Journal of Psychiatry, 154(8), 1127-1132. http://dx.doi.org/10.1176/ajp.154.8.1127
Harvey, J. A., & Robinson, J. D. (2003). Eating disorders in men: Current considerations. Journal of Clinical Psychology in Medical Settings, 10(4), 297-306.
Santoso, M. B., & Putri, D. (2018). Gangguan makan anorexia nervosa dan bulimia nervosa pada remaja. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), 399-407.
Strother, E., Lemberg, R., Stanford, S. C., & Turberville, D. (2012). Eating disorders in men: underdiagnosed, undertreated, and misunderstood. Eating disorders, 20(5), 346-355. https://doi.org/10.1080/10640266.2012.715512

ADVERTISEMENT