Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Wisata Sejarah di Bandara Mathilda Batlayeri
22 Agustus 2017 0:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Pardi Pay tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kedatangan kami di Bandara Mathilda Batlayeri langsung disambut meriah oleh Bupati Maluku Tenggara Barat,Dinas Lingkungan Hidup, Kepolisian dan Jajarannya. Penyambutan kami yang meriah bersamaan dengan kunjungan kerja Dirjen Pusat Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan Perikanan. Sosok ramah murah senyum menghampiri kami, beliau adalah Pak Hery Lerebulan selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maluku Tenggara Barat, menyambut kami dengan ucapan selamat datang khas Saumlaki dengan ucapan "Kidabela keselibur" yang artinya "Kita Bersaudara dari Ujung Barat ke Timur". Pak Hery mengajak kami berjalan kaki menuju Monumen Bhayangkari Mathilda Batlayeri,beliau menjelaskan sejarahnya, Monumen ini berupa patung seorang ibu yang menggendong anaknya dan mengangkat senjata. Ibu Mathilda Batlayeri berasal dari daerah Cifnana Omele daerah Kepulauan Tanimbar. Memiliki nama asli Mathilda Lamere, Suaminya bernama Adrianus Batlayeri, sehingga memiliki nama Mathilda Batlayeri mengikuti marga suaminya. Monumen Mathilda Batlayeri menceritakan perjuangan seorang ibu dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Pada saat dulu, terjadi pemberontakan oleh Gerakan Pengacau Keamanan pimpinan Ibnu Hajar yang melakukan pengrusakan dimanapun untuk tujuan mencuri persenjataan. Kelompok Pemberontak tersebut menyerang asrama tempat Mathilda dan Suami menetap, namun sayang pada saat baku tembak berlangsung, sang suami Adrianus tidak berada di asrama, sehingga dengan keberanian yang dimilikinya Mathilda melawan pemberontak, baku tembak pun tak terhindari. Dengan membawa senapan dan menggendong anaknya, Mathilda berhasil melumpuhkan Pimpinan Pemberontak Suwardi, yang terkenal kebal peluru. Namun naas, Mathilda pun tewas beserta anaknya. Cerita Pak Hery, membuat saya merinding akan keberanian Mathilda dalam melawan pemberontakan demi mempertahankan keutuhan Negara Indonesia. Kalau aku yang berada di posisi mencekam tersebut, sudah pasti akan ketakutan…
ADVERTISEMENT
Doa pun kupanjatkan untuk Seluruh Pahlawan Indonesia, dimanapun berada,,,
Aku berjanji pada diriku sendiri, akan melanjutkan perjuangan para pahlawan dalam membangun Indonesia…
17Saumlaki KumparanGetAway