Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
KKN di Desa Penari: Antara Cerita Nyata dan Sensasi Horor di Layar Lebar
17 Oktober 2024 20:25 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Masadven Pascal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film horor merupakan salah satu genre film tertua dalam sinema, horor dapat ditandai dari kemampuannya untuk membangkitkan rasa takut dan ketakutan . Dalam industri film di indonesia sendiri film dengan genre horor sangat digemari penonton di indonesia, hal tersebut dapat terlihat dari film KKN di Desa Penari (2022) yang meraih 10 juta penonton. Dari sekian banyak nya genre mengapa di dalam industri film indonesia horor merupakan genre horor yang paling laku.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan genre horor di indonesia dapat di lihat dari faktor budaya yang mendorong masyarakat terobsesi dengan genre film horor. Horor is very relatable (bagi masyarakat indonesia) ketika masih kecil banyak anak indonesia yang “dicekoki” oleh cerita cerita hantu atau mahluk halus seperti Ratu pantai selatan, genderuwo kuntilanak kalong wewe, tuyul, babi ngepet dan lain lainya. Para orang tua seringkali kurang memahami penjelasan logis di balik hal-hal supranatural, sehingga cerita-cerita tersebut tertanam dalam diri anak-anak hingga dewasa.
Dengan kesuksesan genre film horor di industri perfilman tanah air ini menimbulkan beberapa masalah. genre film horor dianggap sebagai salah satu formula untuk mendapatkan penonton yang banyak karena dianggap memenuhi minat dari masyarakat Indonesia sendiri. banyak dari penulis film yang membuat film dengan tujuan hanya mencari keuntungan yang besar tanpa mempertimbangkan cerita didalamnya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut berdampak pada kualitas dari film horor yang semakin menurun. Hanya beberapa rumah produksi saja yang mampu menyajikan film horor yang berkualitas, seperti pengabdi setan, siksa kubur, dan kuasa gelap. Namun, banyak film horor lainnya yang justru terjebak dalam formula klise dan tidak mampu menawarkan sesuatu yang baru kepada penonton.
fenomena film horor di Indonesia juga didorong oleh tingginya produksi film dengan tema supranatural yang seringkali hadir setiap bulannya. Setiap kali membuka media atau platform film, kita sering melihat film horor lokal dengan judul-judul yang aneh seperti "Kutukan Peti Mati," "Susuk Waktu Magrib," atau "Kanzap: Kutukan Cakar Monyet." Meskipun ada begitu banyak judul yang dirilis, hanya sedikit dari film-film ini yang benar-benar memiliki kualitas baik.
ADVERTISEMENT
Industri film Indonesia seakan terjebak dalam pola produksi film horor yang berulang karena genre ini dianggap sebagai formula mudah untuk menarik perhatian penonton dan menghasilkan keuntungan. Sayangnya, film-film horor berkualitas tinggi, seperti "Pengabdi Setan," "Siksa Kubur," dan "Kuasa Gelap," tetap menjadi minoritas di tengah lautan film-film horor yang berusaha menarik penonton hanya dengan modal poster yang seram dan cerita klise.
Kecenderungan ini menunjukkan bahwa industri film Indonesia lebih memilih bermain aman dengan memproduksi film horor. mengesampingkan eksplorasi genre lainnya yang mungkin tidak sepopuler tetapi memiliki potensi untuk menawarkan cerita yang lebih mendalam dan beragam.
Kecenderungan itu dapat terlihat dari film terlaris di indonesia yaitu “KKN di Desa Penari”. KKN di Desa Penari merupakan film terlaris di indonesia saat ini, namun beberapa pihak menyebutkan bahwa banyak film horor di Indonesia, termasuk "KKN di Desa Penari," masih cenderung menggunakan formula cerita yang klise dengan mengandalkan jumpscare dan elemen supranatural yang sudah sering digunakan. Secara cerita "KKN di Desa Penari," juga menggunakan alur yang sederhana dan kurang istimewa.
ADVERTISEMENT
Walaupun banyak kekurangan dari aspek cerita serta masih menggunakan formula yang biasa. pendekatan “KKN di Desa Penari” menarik penonton dalam jumlah besar karena daya tarik dari cerita yang terinspirasi oleh kejadian nyata serta unsur budaya lokal yang kuat. Film ini tidak hanya menawarkan kengerian dan aspek cerita yang apik namun juga, menciptakan koneksi emosional dengan penonton yang familiar dengan kisah-kisah mistis dalam budaya Indonesia.