Konten dari Pengguna

Pencegahan Masalah Kesehatan Akibat Suhu Panas Ekstrim Pada Pelaksanaan Haji

Pasha Fauziyah Labrii Gavrilla
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Mei 2024 8:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pasha Fauziyah Labrii Gavrilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ibadah Haji. Foto by Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibadah Haji. Foto by Pixabay
ADVERTISEMENT
Ibadah haji merupakan salah satu aspek atau bagian dari elemen agama yang sangat penting bagi umat islam karena merupakan salah satu bentuk kepatuhan sebagai umat yang mencintai tuhannya, yaitu Allah SWT. Pengertian haji secara etimologis berasal dari kata qashdu yang artinya niat, maksud, atau menyengaja, kemudian secara terminologis, haji merupakan suatu kegiatan/ proses ibadah yang bermaksud (menyengaja) menuju Baitullah melalui waktu dan tata cara yang telah ditentukan. Pelaksanaan ibadah haji harus dilaksanakan secara istitha'ah, yang berarti untuk melaksanakan ibadah haji tidak hanya berfokus kepada kemampuan secara finansial saja namun juga jamaah haji harus memiliki kemampuan dalam aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur melalui pemeriksaan. Sehingga, jamaah haji bisa melaksanakan ibadah haji dengan baik dan sesuai dengan anjuran serta ajaran agama islam. Pelaksanaan ibadah haji tercantum pada surat QS. Ali Imran [3] ayat 97:
ADVERTISEMENT
وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًاۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: “Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
Pada proses pelaksanaan ibadah haji, terdapat beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul karena adanya faktor lingkungan yang ekstrim seperti suhu. Suhu merupakan salah satu parameter kualitas lingkungan yang berperan penting untuk menyatakan derajat panas ataupun dingin dari suatu kondisi lingkungan. Berdasarkan kementerian kesehatan RI, suhu adalah salah satu dari empat faktor yang dapat menyebabkan kasus kesakitan dan kematian setiap tahunnya pada jamaah haji indonesia. Selanjutnya, berdasarkan World Health Organization (WHO) kelelahan dan dehidrasi adalah masalah kesehatan yang umum ditemui ketika pelaksanaan ibadah haji. Hal tersebut tidak terlepas dari kondisi suhu yang ekstrim ketika berada di mekah, pada umumnya di Mekah musim panas akan berlangsung sejak bulan Mei hingga Oktober dengan kisaran suhu antara 35° C sampai dengan 43° C di siang hari dan 12° C hingga 21° C pada saat malam hari.
ADVERTISEMENT
Masyarakat indonesia biasanya terbiasa dengan suhu maksimal 35 derajat celcius khususnya pada siang hari, jika mengingat kondisi suhu yang ada pada daerah mekah maka terdapat perbedaan suhu yang cukup signifikan atau ekstrim sehingga dapat memicu dehidrasi dan juga kelelahan serta heat stroke atau serangan panas pada jamaah ketika melangsungkan ibadah haji. Perlu diketahui bahwa sebanyak 40% jamaah haji indonesia adalah lansia, lansia merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan terhadap masalah kesehatan karena adanya penurunan fungsi tubuh seiring bertambahnya usia. Hal ini tentunya menjadi problematika yang perlu mendapatkan jalan keluar yang efektif, sehingga dapat mengurangi dampak negatif seperti kelelahan ataupun dehidrasi pada jamaah akibat suhu panas yang ekstrim.
ADVERTISEMENT
Pencegahan yang dapat dilakukan oleh jamaah haji sesuai dengan anjuran kementerian Kesehatan RI, adalah dengan menggunakan alat pelindung diri seperti payung, kemudian usahakan cairan dalam tubuh terpenuhi dengan rutin minum air putih minimal 1 jam sekali atau jangan sampai menunggu hingga haus. Jamaah haji juga harus dapat mengendalikan aktivitasnya dan tidak memaksakan ketika kondisi tubuh sedang kurang sehat. Mengatur waktu istirahat juga merupakan hal yang sangat penting agar dapat mempertahankan imunitas tubuh yang baik, selain itu hal tersebut juga dapat meningkatkan daya adaptasi para jamaah. Perlunya pemeriksaan berkala terkait kondisi jamaah haji dan akses pelayanan kesehatan yang mudah di jangkau untuk dapat mencegah gangguan kesehatan akibat suhu panas yang ekstrim dan untuk menunjang kualitas kesehatan jamaah yang lebih baik dan optimal.
ADVERTISEMENT