Dampak Budaya Populer Terhadap Masyarakat Global

Pasha Indandra
Bina Nusantara Majors of Marketing Communication
Konten dari Pengguna
6 Januari 2021 19:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pasha Indandra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Budaya populer adalah budaya yang memiliki ide, perspektif maupun citra dan berbagai fenomena lainnya yang secara tidak langsung disepakati oleh masyarakat secara Bersama di dalam satu arus maupun tren dalam suatu masyarakat. Tonggak awal seperti tradisi pernikahan, lagu, literatur dan fashion menjadi patokan masyarakat pada umumnya. Pada zaman renaisans tokoh influencer seperti Leonardo da Vinci, Jean Baptise Lully dan Michelangelo adalah bukti nyata yang demikian menciptakan sebuah karya seni yang bisa dibagikan dan menciptakan sebuah kefamiliaran di masyarakat, hal ini adalah sesuatu yang baru dan belum pernah dilakukan sebelumnya. Contoh seperti ini pada umumnya akan membuat suatu tren baru yang akan berkelanjutan dan akan membuat seniman-seniman baru lahir dengan sebuah kefamiliaran baru yang terus dikonsumsi oleh masyarakat. Penerapan dan gaya baru yang mengubah lebih dari sekedar fungsionalitas seperti kemunculan kelas borjuis di Perancis yang selalu menggunakan pakaian modis karena mencerminkan kebangsawanannya, namun pada akhirnya pengaruh gaya tersebut memengaruhi masyarakat dan didukung oleh kemajuan teknologi sederhana seperti mesin jahit dan pada akhirnya para remaja menggunakan celana mereka di sekitar lutut yang sebelumnya menggunakan celana ketat dan manset layaknya kaum borjuis. Penerapan, inovasi dan kemajuan teknologi terus berlanjut seiring waktu sehingga memunculkan suatu arus baru. Mulai dari abad ke-19 dan abad ke-20 perkembangan media massa mulai menjadi sorotan dan ini adalah suatu peningkatan di industri teknologi maupun penyebaran informasi secara global. Pengaruh besar dari media massa membuat ide maupun budaya tersebut menembus kehidupan masyarakat global. Peran media massa yang menyeluruh dan tak terbatas membuat penyebaran budaya sangat cepat, dengan demikian faktor ini membuat suatu hirarki di masyarakat.
https://pixabay.com/id/illustrations/jim 1
Pengaruh media massa menimbulkan efek yang merata di masyarakat dengan kemampuan suatu budaya baru yang memiliki arus massa terbanyak dan juga runtuhnya pembatas antara budaya tinggi dan budaya rendah, hal ini akan membuat tren itu menjadi-jadi. Banyaknya ide dan karya baru seperti band rock, film, Bahasa slang, fashion, teknologi dan ide lainnya, standarisasi rupanya menjadi suatu patokan bagaimana masyarakat megikuti perkembangan arus tersebut. Kemunculan hirarki pada masyarakat seperti dihormatinya seniman, penulis buku bahkan aktor politik akan menjadikan suatu simbiosis yang menguntungkan dan merugikan sekalipun. Faktor ini yang nantinnya akan menjadikan sebuah popularitas sebagai konstruk yang didewakan sehingga masyarakat berlomba-lomba mencari kepopularitasan. Seperti budaya barat yang hampir mendominasi masyarakat global, sehingga terciptalah suatu paradoks yang bisa diterima ataupun tidak pada masyarakat. Pengaruh dunia hiburan seperti musik yang mempengaruhi keeuforiaan di masyarakat dan menjadikan tokoh idolannya seperti panutan layaknya Jimi Hendrix yang terobsesi sekali dengan narkoba dan mengasosiasikan hippie drug culture di kalangan musisi folk dan rock oleh karena itu masyarakat sangat rentan mengikuti kebisaan idolanya tersebut, hal seperti ini adalah contoh hirarki yang sangat berdampak pada masyarakat dalam mencontoh suatu Tindakan, namun budaya popularitas juga menjadi potensi besar suatu inovasi dan pengembangan kedepannya seperti dalam industri perfilman, Alfred Hitchcock mempromosikan film CGI pertama kalinya yang berjudul Vertigo pada tahun 1958 dengan menggunakan komputer mekanik. Budaya populer akan menjadi suatu patokan dan akan terus melekat pada masyarakat sehingga akan memunculkan kemungkinan akan adanya perubahan pola hidup masyarakat maupun memunculkan inovasi baru kedepannya. Dampak positif maupun negatif akan terus ada dalam perkembangan pola hidup manusia sehingga budaya populer seringkali dikaitkan dengan citra yang buruk di masyarakat global. Glokalisasi juga menjadi jalan tengah bagi kesenjangan di masyarakat tertentu terhadap budaya populer.
https://i.ytimg.com/vi/4mIdbOytfTc/maxre
Inovasi dan perkembangan suatu budaya yang mungkin tidak dapat diterima pada masyarakat lokal karena memiliki perspektif dan pandangan yang berbeda akan memunculkan glokalisasi di kalangan masyarakat demi menerima arus tersebut. Seperti halnya Burger King yang memilki burger dengan bacon babi yang sangat populer, negara yang memiliki mayoritas muslim seperti Indonesia, Saudi arabia maupun Malaysia akan mengganti bacon tersebut dengan daging sapi. Contoh lain seperti KFC di Indonesia yang memiliki menu baru yaitu perkedel kentang, hal ini adalah suatu glokalisasi yang tercipta karena faktor globalisasi maupun budaya populer yang memilki perbedaan persepsi ataupun nilai kebiasaan masyarakat lokal setempat. Konsensus dilalukan agar tidak menyebabkan konflik ataupun menetralisir arus yang dikatakan kurang klop pada masyarakat lokal dengan mengubah, membuat inovasi baru dan menyesuaikan, namun mengaplikasikan brand yang sama. Perbedaan budaya dan persepsi masyarakat terkadang membuat citra budaya populer dan budaya barat kerap disalahkan karena kebebasannya, sebenarnya budaya populer adalah residu dari budaya tinggi yang sengaja untuk menyenangkan masyarakat banyak. Kaum kapitalis mengabungkan budaya tinggi dan budaya rendah sehingga masyarakat secara umum bisa menikmati tanpa ada batasan. Pada zaman renaisans budaya kelas tinggi seperti musik klasik, anggur merah, caviar dan pesta kerajaan adalah suatu contoh yang sekarang kerap dicontoh masyarakat dalam penerapan yang berbeda, Adapun faktor doktrin dan kepercayaan agama yang menciptakan bersatunya agama dan budaya menjadikan sebuah budaya populer dan budaya barat kerap disalahkan karena kebebasannya seperti, minum-minuman keras, narkoba, wanita dan perjudian. Hal ini jelas membuahkan konflik dan persepsi yang berbeda dikalangan masyarakat sehingga terciptalah kesenjangan. Akan tetapi budaya populer yang melekat pada kehidupan manusia juga tidak bisa disalahkan dikarenakan manusia yang seharusnya bisa menyaring sesuatu maupun menilai mana yang patut dan tidak. Masyarakat global seharusnya juga tidak menyalahgunakan suatu tindakan yang dianggap kurang baik. Budaya populer dan penetrasi budaya akan selalu ada sehingga menghasilkan sesuatu yang positif dan negatif tergantung penilaian individu tersebut.
https://static.billboard.com/files/media
Budaya populer akan terus ada pada kehidupan manusia dan akan terus berlanjut bagaimanapun juga. Perkembangan teknologi yang menyeluruh mapun faktor ketergantungan masyarakat terhadap dunia hiburan juga tidak bisa dihilangkan. Penyebaran iniformasi yang merata dan kemudahan teknologi pada zaman sekarang membuat masyarakat sadar akan keberagaman budaya. Budaya populer akan terus memiliki hirarki di masyarakat sebagai patokan suatu arus baru yang kerap diikuti. Kepopularitasan sangat didewakan dan setiap manusia berlomba-lomba untuk mencarinya agar mendapat gelar hirarki tertinggi di masyarakat. Seperti halnya keunikan, inovasi baru maupun suatu kefamiliaran baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Munculnya individu baru yang dianggap menohok di masyarakat atas suatu kecerdasannya maupun kebodohannya dan itu tergantung bagaimana kita menilainya. Perkembangan teknologi membuka jalan baru bagi masyarakat untuk lebih memanfaatkannya, tetapi kurangnya penyaringan terhadap nilai, norma dan perilaku maupun penyalahgunaan akan terus ada di masyarakat seperti public figure yang dicap kurang baik di masyarakat dan memberikan efek yang dianggap buruk bagi suatu budaya sehingga akan menjadi suatu paradoks yang tidak akan ada habisnya. Gelar hirarki membuat mereka buta atas kesalahan yang mereka perbuat karena dianggap paling benar dan tidak bersalah sehingga banyak orang yang tidak bertanggung jawab atas kepopularitasannya. Masyarakat dengan bebas menciptakan sesuatu di era digital, pluralitas dianggap sesuatu yang relatif di masyarakat dan dianggap sesuatu yang modern terlepas dari kesalahan. Kebebasan berekspresi, Gerakan-gerakan baru dan juga suatu inovasi terbaru akan menjadi suatu arus baru yang membuat hilangnya ide, norma, nilai dan ideologi sebelumnya sehingga edukasi dan penyaringan harus dilakukan, namun terlepas dari itu budaya populer juga mengajarkan kita bagaimana menghancurkan tembok kasta dan era kapitalis yang memunculkan ide-ide dan inovasi baru yang berguna bagi masyarakat global.
ADVERTISEMENT