Konten dari Pengguna

Tren Profiling Etnis Madura di Kota Surabaya

Pastika Dipa Daniswara
Mahasiswa Unair (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Jurusan Ekonomi Pembangunan
19 Juni 2024 7:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pastika Dipa Daniswara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Pastika Dipa Daniswara, Kota Surabaya
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pastika Dipa Daniswara, Kota Surabaya
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kota Surabaya merupakan kota dengan penduduk terbanyak di Provinsi Jawa Timur. Dikutip dari BPS Kota Surabaya, jumlah penduduk (jiwa) mencapai angka tiga juta penduduk dengan bermacam-macam etnis dan budaya. Etnis Madura adalah salah satunya.
ADVERTISEMENT
Menjadi rahasia umum bagi warga Kota Surabaya bahwa masih sering melakukan rasisme terhadap Etnis Madura, dalam percakapan sehari-hari dapat di dengar ejekan dan candaan untuk etnis Madura. Contoh ejekan dan candaan tersebut seperti "toko Madura bensinnya dicampur air" "tiang besi di Surabaya kebanyakan dicuri maling Madura" "Madura wajahnya kayak Rohingnya", dan banyak lagi. Disaat mereka melihat orang dengan etnis Madura mereka selalu bercanda dengan dikaitkan dengan maling. Masyarakat Kota Surabaya selalu mengkaitkan kegiatan kriminalitas atau kegiatan yg tidak etis dengan etnis Madura. Entah mengapa hal tersebut sudah dianggap sebagai percakapan yang biasa di Kota Surabaya.
Foto: Pastika Dipa Daniswara, Masjid Al-Akbar, Surabaya
Menurut pendapat saya sendiri sebagai penduduk asli Kota Surabaya dengan etnis Jawa. Hal tersebut merupakan Egotisme masyarakat Surabaya yang tinggi sehingga mereka tidak mau menyalahkan masyarakat Surabaya sendiri mengenai kegiatan kriminal atau kegiatan tidak etis lainnya. Padahal kebanyakan kegiatan kriminal atau kegiatan tidak etis lainnya di Kota Surabaya dilakukan oleh masyarakat Kota Surabaya sendiri. Contohnya adalah kasus pencurian tiang-tiang besi di Surabaya, Masyarakat Surabaya berasumsi pelakunya adalah orang madura. Namun saat pelaku tertangkap, pelakunya adalah warga Surabaya sendiri dengan etnis Jawa.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan dari orang dengan etnis Madura yang saya temui sendiri, mereka cenderung ramah, sopan, baik hati dalam membantu tidak seperti deskripsi warga Surabaya terhadap etnis Madura. Masalah ini sebenarnya dapat diatasi dengan kesadaran diri masyarakat Kota Surabaya atas rasisme terhadap etnis Madura, kegiatan kriminal atau tidak etis lainnya tidak boleh langsung dikaitkan dengan etnis-etnis tertentu.