Konten dari Pengguna

Pengelolaan Sistem Agroforestri pada Perkebunan Kopi Rakyat di Desa Garahan

Laboratorium Patologi Hutan
Laboratorium Patologi Hutan merupakan salah satu laboratorium di Divisi Perlindungan Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University
17 November 2022 17:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laboratorium Patologi Hutan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Produktivitas tanaman kopi pada sebagian besar lahan budidaya di Desa Garahan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember Jawa Timur menunjukkan penurunan. Hal ini antara lain diduga disebabkan karena adanya penurunan kualitas lahan. Tim dosen pulang kampung IPB University yang diketuai oleh Dr. Yunik Istikorini, SP.MP. melakukan survey dan sosialisasi tentang pengembangan sistem agroforestri secara berkelanjutan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini.
ADVERTISEMENT
Agroforestry merupakan bentuk usaha tani (pengelolaan lahan) yang memadukan prinsip-prinsip pertanian dan kehutanan. Tanaman kopi dalam pertumbuhannya memerlukan tanaman penaung untuk menunjang pertumbuhannya. Hasil survey dan pengamatan yang dilakukan oleh tim dosen pulang kampung, terdapat dua sistem agroforestri berbasis kopi di desa Garahan, yaitu sistem agroforestri kompleks (tersusun atas beberapa lapisan tajuk pohon atau multistrata) dan agroforestri sederhana. Agroforestri kompleks terdiri dari tanaman kopi dengan jenis tanaman naungan lada, vanili, lamtoro, talas, pisang, gamal, mahoni. Agroforestri sederhana ditunjukkan pada lahan kopi dengan naungan tanaman lamtoro dan gamal, lahan kopi dengan lamtoro dan pinus.
Sistem agroforestri berbasis kopi di desa Garahan Jember, Jawa Timur
Sistem agrosforestri pada perkebunan kopi perlu terus dikembangkan dengan memonitor organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang tanaman kopi dan tanaman naungan secara berkala. Beberapa hama penyakit yang menyerang pada perkebunan kopi rakyat di desa adalah penyakit pink disease (jamur upas), penggerek buah kopi dan penyakit akar. Beberapa tanaman naungan lamtoro tampak terserang penyakit akar. Selanjutnya diperlukan monitoring dan pengelolaan hama penyakit tersebut secara tepat.
ADVERTISEMENT
Hama dan penyakit tersebut lebih banyak ditemukan pada sistem agroforestri sederhana. Keberadaan berbagai jenis tanaman selain kopi pada sistem agroforestri kompleks lebih mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara, sehingga lebih mampu meningkatkan ketahanan tanaman kopi terhadap hama dan penyakit. Tingkat naungan dan kesuburan tanah perlu diperhatikan dalam penerapannya. Naungan pada tanaman kopi yang sudah berproduksi hanya berkisar 30–50%. Oleh karena itu, sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman kopi, maka diperlukan pengaturan jarak tanam atau populasi tanaman penaung.