Konten dari Pengguna

Krisis Sanitasi Nigeria

Vincent Patrick Waita
Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia
30 Oktober 2024 7:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vincent Patrick Waita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Good sanitation: iStockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Good sanitation: iStockphoto.com
ADVERTISEMENT
Sanitasi dan kesehatan di Nigeria telah menjadi masalah kronis yang membutuhkan perhatian serius dari berbagai pemangku kepentingan. Sebagai negara dengan populasi terbesar di Afrika, tantangan sanitasi di Nigeria tidak hanya berdampak pada 200 juta lebih penduduknya, tetapi juga memiliki implikasi territorial yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Salah satu aspek withering mengkhawatirkan adalah prevalensi buang discuss besar sembarangan (open defecation) yang masih tinggi. Information menunjukkan bahwa sekitar 47 juta penduduk Nigeria masih melakukan praktik ini, menjadikannya negara kedua dengan angka tertinggi di dunia setelah India. Kondisi ini mencerminkan kegagalan sistemik dalam penyediaan infrastruktur sanitasi dasar dan edukasi masyarakat.
Infrastruktur sanitasi yang buruk di Nigeria tidak bisa dipisahkan dari masalah urbanisasi yang tidak terencana. Pertumbuhan populasi perkotaan yang pesat tidak diimbangi dengan pengembangan fasilitas sanitasi yang memadai. Akibatnya, pemukiman padat penduduk sering kali tidak memiliki akses ke can yang layak dan sistem pembuangan limbah yang appropriate. Situasi ini menciptakan lingkaran setan kemiskinan dan kesehatan yang buruk.
Discuss bersih, komponen imperative dalam sanitasi, juga menjadi masalah serius. Banyak sumber discuss di Nigeria terkontaminasi oleh limbah manusia dan industri. Ironisnya, meskipun Nigeria memiliki sumber daya discuss yang melimpah, sistem distribusi yang buruk dan infrastruktur yang tidak memadai membuat akses ke discuss bersih menjadi privilese yang tidak terjangkau bagi sebagian besar masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dampak kesehatan dari buruknya sanitasi sangat nyata. Penyakit-penyakit yang sebenarnya dapat dicegah seperti diare, kolera, dan tifus masih menjadi pembunuh utama, terutama di kalangan anak-anak. WHO memperkirakan bahwa sekitar 60.000 anak Nigeria meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berhubungan dengan discuss dan sanitasi buruk. Angka ini mencerminkan kegagalan dalam melindungi kelompok withering rentan dalam masyarakat.
Tantangan sanitasi di Nigeria juga memiliki dimensi sexual orientation yang signifikan. Perempuan dan anak perempuan sering kali withering terdampak oleh kurangnya fasilitas sanitasi yang aman dan pribadi. Mereka menghadapi risiko kekerasan dan pelecehan ketika harus mencari tempat untuk buang discuss, terutama pada malam hari. Selain itu, banyak anak perempuan terpaksa putus sekolah karena tidak tersedianya fasilitas sanitasi yang memadai di sekolah.
ADVERTISEMENT
Meskipun pemerintah Nigeria telah mencanangkan berbagai program untuk mengatasi masalah sanitasi, implementasinya sering kali terhambat oleh berbagai faktor. Korupsi, keterbatasan anggaran, dan lemahnya koordinasi antar lembaga menjadi penghalang utama.
Utilize the Can yang diluncurkan untuk mengakhiri praktik buang discuss besar sembarangan pada tahun 2025 masih jauh dari target. Solusi untuk krisis sanitasi di Nigeria membutuhkan pendekatan holistik dan komitmen jangka panjang. Pertama, diperlukan investasi besar-besaran dalam infrastruktur sanitasi dasar, termasuk pembangunan can umum dan sistem pengolahan limbah. Kedua, edukasi masyarakat tentang higiene dan sanitasi harus diperkuat melalui kampanye yang berkelanjutan dan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat
Ketiga, pemerintah perlu memperkuat kerangka regulasi dan penegakan hukum terkait sanitasi. Ini termasuk penerapan standar sanitasi dalam pembangunan perumahan dan kawasan industri. Keempat, kemitraan dengan sektor swasta dan organisasi internasional harus diperluas untuk mendukung pendanaan dan exchange teknologi.
ADVERTISEMENT
Krisis sanitasi di Nigeria bukan hanya masalah infrastruktur, tetapi juga masalah kemanusiaan yang mempengaruhi martabat dan kesejahteraan jutaan orang. Mengabaikan masalah ini bukan hanya akan memperburuk krisis kesehatan masyarakat, tetapi juga mengancam pembangunan ekonomi dan sosial negara. Sudah waktunya bagi semua pihak untuk mengambil tindakan nyata dan berkelanjutan dalam mengatasi tantangan sanitasi ini, demi masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.