Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Paskah: Momentum Rekonsiliasi Demokrasi Pascapemilu
30 Maret 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Oktavianus Daluamang Payong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini umat Kristiani sejagat memasuki masa pekan suci. Pekan Suci Paskah adalah sebuah periode penting yang memperingati kisah penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Dimulai sejak Minggu Palma yang jatuh pada 24 Maret 2024, yang menandai hari keempat dalam rangkaian perayaan ini.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari laman Detik.com, Persatuan Gereja Gereja Indonesia (PGI) telah menetapkan tema paskah yakni "Hidup sebagai Alat Kebenaran-Nya" (Detik.com/28/03/2024).
Perayaan Paskah tahun ini diselenggarakan setelah pelaksanaan Pemilu. Pemilu merupakan pesta demokrasi yang menyita banyak waktu, tenaga dan perhatian publik.
Terlebih dalam pemilu terdapat banyak gesekan politik, konflik, perpecahan dan saling serang antara para peserta dan para tim sukses.
Lantas, apa makna paskah bagi umat kristiani, secara khusus setelah pelaksanaan pemilu tahun 2024 ?
Makna di Balik Tema Paskah
Melansir laman PGI, pemilihan tema dan ayat suci ini didasarkan pada nasihat Rasul Paulus kepada jemaat Roma agar mereka menjadi "senjata kebenaran" dalam melawan kekuatan dosa yang memanfaatkan manusia sebagai "senjata kelaliman".
ADVERTISEMENT
Sebagai senjata kebenaran, umat Kristen diharapkan untuk melawan kejahatan serta berusaha menjalankan kehendak Allah bagi seluruh ciptaan. Setiap bagian dari tubuh umat dimanfaatkan untuk mewujudkan kebenaran Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari, semua orang sering dihadapkan pada berbagai pilihan yang menguji integritas sebagai orang yang percaya. Banyak godaan yang dapat melemahkan manusia sehingga memilih hidup dalam dosa dengan berbagai manifestasinya.
Seperti , konflik, perpecahan, egoisme, alkoholisme, foya-foya, dan segala perilaku merusak lainnya yang merusak hubungan manusia dengan Allah dan sesama ciptaan-Nya.
Paskah dan Pemilu
Secara teoritis Paskah dan pemilu merupakan dua hal yang sangat berseberangan.
Secara tradisional, Paskah merupakan waktu bagi umat Kristen untuk merenungkan kemenangan atas kematian dan kehidupan baru yang diberikan melalui Yesus Kristus. Ini adalah waktu refleksi, penebusan, dan kebangkitan, yang memberikan harapan baru bagi umat manusia. Paskah juga melambangkan pembebasan dari dosa dan kehidupan yang baru dalam Kristus.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Pemilu adalah proses yang sangat penting dalam masyarakat demokratis di mana warga negara memiliki kesempatan untuk memilih para pemimpin mereka dan memengaruhi arah politik negara mereka. Pemilu adalah sarana bagi masyarakat untuk mengekspresikan kehendak mereka dan melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan politik.
Namun Paskah dapat dijadikan sebagai momentum bagi umat kristiani untuk kembali pada jalan kebenaran, kembali merangkul satu sama lain.
Hidup sebagai alat kebenaranNya yang termuat dalam tema paskah adalah sebagai pengingat bagi seluruh umat beragama secara khusus bagi umat kristiani agar kembali kepada jalan kebenaran. Kembali merangkul sesama, apabila sebelumnya terjadi konflik selama pemilu dan pasca pemilu maka momentum menuju rekonsiliasi.
Paskah dapat mengingatkan umatnya akan pentingnya memaafkan, berdamai, dan bekerja bersama-sama meskipun perbedaan politik yang ada. Ini adalah momen untuk membangun kembali hubungan yang mungkin terputus selama kampanye politik yang sengit dan untuk memperkuat solidaritas di antara berbagai kelompok masyarakat.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, penting untuk diingat bahwa rekonsiliasi sejati tidak dapat dicapai secara instan atau tanpa usaha yang sungguh-sungguh. Ini membutuhkan komitmen dari semua pihak untuk mendengarkan, memahami, dan menghormati satu sama lain. Paskah dapat menjadi waktu yang tepat untuk memulai proses ini dengan sikap saling menghormati, kebaikan hati, dan kesediaan untuk memperbaiki hubungan yang rusak.
Dengan demikian, meskipun Paskah dan pemilu memiliki konteks yang berbeda, mereka dapat saling melengkapi dalam mempromosikan nilai-nilai rekonsiliasi, pengampunan, dan kesatuan dalam masyarakat.
Relevansi Paskah Bagi Kesehatan Demokrasi
Pesan Paskah memiliki relevansi yang mendalam bagi kesehatan demokrasi, terutama dalam konteks nilai-nilai moral dan sosial yang dianut dalam ajaran Kristiani. Ada beberapa poin penting relevansi paskah bagi keberlangsungan demokrasi yang sehat.
ADVERTISEMENT
Pertama, Pengampunan dan Rekonsiliasi: Pesan Paskah tentang pengampunan dan rekonsiliasi mengingatkan kita bahwa, dalam politik demokratis, penting untuk mampu memaafkan kesalahan dan konflik masa lalu serta berusaha untuk membangun kembali hubungan yang rusak di antara warga negara. Demokrasi yang sehat membutuhkan kemampuan untuk menyelesaikan konflik dengan damai dan memperbaiki ikatan sosial yang terganggu.
Kedua, Keadilan dan Kesetaraan: Paskah menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan di hadapan Tuhan. Demikian pula, dalam demokrasi, semua warga negara harus diperlakukan secara adil dan setara di bawah hukum. Prinsip-prinsip ini mendorong perlindungan hak asasi manusia, penghapusan diskriminasi, dan keadilan sosial.
Ketiga, Pemulihan dan Harapan: Pesan Paskah tentang kebangkitan dan harapan baru mengajarkan bahwa, meskipun menghadapi tantangan dan kegagalan, selalu ada kesempatan untuk memulai kembali dan membangun masa depan yang lebih baik. Dalam konteks demokrasi, hal ini mengingatkan kita bahwa meskipun ada ketidaksepakatan dan perubahan politik, kita harus tetap optimis dan berharap untuk mencapai kemajuan bersama sebagai masyarakat yang demokratis.
ADVERTISEMENT
Keempat, Solidaritas dan Kesejahteraan Bersama: Pesan Paskah tentang solidaritas mengajarkan pentingnya bekerja bersama-sama sebagai satu komunitas untuk mencapai kesejahteraan bersama. Dalam konteks demokrasi, solidaritas membutuhkan kesadaran akan kepentingan bersama dan kemauan untuk mengatasi perbedaan dan konflik untuk mencapai tujuan yang lebih besar untuk kebaikan bersama.
Dengan demikian keterlibatan umat Kristiani bukan hanya dalam melayani kepentingan gereja saja tetapi juga menyelamatkan demokrasi bangsa. Masyarakat diselamatkan karena kembali hidup pada jalan kebenaran sedangkan demokrasi diselamatkan karena adanya keterlibatan dan dukungan dari seluruh masyarakat. Hadirnya agama adalah sebagai alat keselamatan baik di dunia dan di akhirat.