Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Reaktualisasi Kepemimpinan Nabi Muhammad
20 Desember 2022 20:39 WIB
Tulisan dari Fendi Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hingga di penghujung bulan Jumadil Akhir ini, sambutan masyarakat terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW masih menggema. Khususnya di Indonesia, moment kelahiran Nabi Muhammad diperingati dengan pembacaan barzanji dan sholawat; mulai dari rumah-rumah penduduk, musala-musala, hingga masjid-masjid. Inilah sambutan istimewa umat Islam terhadap sang revolusioner; mengubah tatanan kehidupan sosial masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat beradab.
ADVERTISEMENT
Sambutan dan rasa hormat umat Islam untuk mengingat dan mengenang kelahiran Nabi Muhammad merupakan sesuatu yang wajar dan lumrah dilakukan, utamanya pada saat bulan Rabiul Awal. Kendati beliau ditinggal wafat sang ayah sejak berada dalam kandungan, namun, Muhammad kecil tak mau menyerah pada keadaan. Beliau bangkit dan berusaha untuk menjadi orang sukses agar tidak bergantung kepada orang lain. Kepribadian tersebut ternyata berdampak ketika beliau diangkat menjadi rasulullah. Selain lemah lembut, beliau tegas dalam memutuskan sesuatu. Tidak heran, jika kepribadiannya yang agung dikagumi oleh banyak orang. Bahkan, non muslim pun mengagumi sosok dan talenta Nabi Muhammad.
Pada tahun 1978, Michael H. Hart, seorang keturunan Yahudi menuliskan buku berjudul The 100. Buku tersebut memuat 100 tokoh yang memiliki pengaruh terkuat dalam sejarah manusia. Bukunya secara hangat diperdebatkan. Konsep bukunya secara luas ditiru. Penting untuk dicatat bahwa harta tidak memasukkan orang terbesar. Kriterianya ialah orang yang berpengaruh.
ADVERTISEMENT
Buku ini dicetak kembali pada 1992 dengan beberapa revisi nyata terhadap daftar urutan 100 dan pangkat luar biasa mereka. Terutama di antara revisi itu ialah penurunan pangkat tokoh komunis seperti Lenin dan Joseph Stalin, dan pengenalan Mikhail Sergeyevich Gorbachev. Edisi ini juga memuat Edward de Vere menggantikan William Shakespeare. Hart menggantikan Niels Henrik David Bohr dan Antoine Henri Becquerel dengan Ernest Rutherford, juga membetulkan kesalahan dalam edisi pertama. Henry Ford juga dimasukkan di sini dari yang sekedar tokoh-tokoh terhormat, menggantikan Pablo Picasso. Akhirnya, urutan itu ditata kembali.
Menurutnya, berdasarkan peringkat dan pengaruh 100 tokoh yang dimaksud, Nabi Muhammad berada di urutan teratas yakni urutan nomor satu. Nabi Muhammad yang dimaksud Hart adalah Nabi Muhammad Ibn Abdillah, penyebar agama Islam, penguasa Arabia, mempunyai karir politik dan keagamaan yang luar biasa, namun tetap seimbang dan serasi. Ini menyebabkan Nabi Muhammad memiliki banyak pengikut, dan juga menjadi panutan seluruh masyarakat dunia hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Ini berbeda dengan pemimpin bangsa saat ini. Jika mantan Presiden Republik Indonesia kedua, almarhum Soeharto, memimpin bangsa ini selama 32 tahun, kemudian dilanjutkan oleh Ir B. J. Habibi, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarno Putri, hingga bangsa ini dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono, mungkin tak banyak masyarakat yang mengetahui hari, tanggal, dan tahun kelahiran mereka. Kendati tahun kelahirannya juga dirayakan pada acara hari ulang tahunnya, namun hanya nol sekian persen saja masyarakat yang melakukan hal itu.
Perubahan presiden selalu diikuti oleh perubahan undang-undang dan kebijakan. Hingga saat ini, saya tak pernah menemukan seseorang yang ngotot tetap akan mengikuti kebijakan yang pernah dikeluarkan oleh mendiang Soeharto, B. J. Habibie, Gusdur, atau pun Megawati Soekarno Putri. Aturan dan kebijakan saat ini adalah aturan dan kebijakan yang ditetapkan pada masa pemerintahan saat ini juga. Kalaupun ada aturan peninggalan mantan presiden terdahulu yang berlaku saat ini, itu pun ditetapkan saat ini setelah dilakukan penggosokan di tingkatan wakil rakyat.
ADVERTISEMENT
Antara Nabi Muhammad dengan beberapa presiden yang pernah dan sedang memimpin bangsa saat ini, tentu memiliki kesamaan, yaitu sama-sama pemimpin bangsa. Namun, ada beberapa hal yang perlu ditiru dari kepemimpinan Nabi Muhammad.
Saat ini, pemimpin bangsa seperti kehilangan citra dan kharismatiknya. Ini diketahui dari menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan dan kinerja presiden. Bangsa ini butuh pemimpin yang bertindak sesuai dengan apa yang dijanjikan sebelumnya. Bukan slogan “No Action Talk Only” yang diberlakukan, akan tetapi arahan dan ayoman kepada bangsa.
Kita sadar, bahwa Nabi Muhammad tidak bisa hidup lagi untuk menjadi pemimpin pada saat ini. Namun, kepribadian yang pernah dicontohkan beliau ketika menjadi pemimpin, setidaknya bisa dijadikan uswah bagi pemimpin bangsa ini. Penulis tidak pernah berkecil hati terhadap pemimpin bangsa ini untuk selalu bisa mengatasi semua permasalahan yang dihadapi. Jika ada niat yang tulus, bangsa ini pasti akan berjaya di kemudian hari. Aamin!
ADVERTISEMENT