Mayoritas Petani, Pemerintah Wajib Perhatikan Pertanian

Lumajang OK3
Berita dan Info Lumajang
Konten dari Pengguna
6 Mei 2018 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lumajang OK3 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Calon Bupati paslon 3 H.Rofik, SH.,MH berlatar belakang seorang petani. Sedangkan calon wakil bupatinya Ir. Nurul Huda pernah menjabat sebagai Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian di Sekretariat Pemerintah Kabupaten Lumajang. Tak mengherankan jika mereka memiliki perhatian yang cukup besar pada dunia pertanian di dalam visi misinya.
ADVERTISEMENT
Hal itu terungkap saat debat publik 5 Mei 2018 di JTV yang disiarkan secara langsung. Dalam debat tersebut Rofik-Nurul menyatakan akan memberikan perhatian pada petani dan dunia pertanian. Pasalnya, warga Lumajang sebagian besar atau sekitar 70 persen di antaranya hidup dan bermata pencaharian sebagai petani. Sementara sisanya hidup di sektor perdagangan, pertambangan, jasa dan lainnya.
Meski akan memberikan perhatian pada petani dan dunia pertanian, Rofik-Nurul menegaskan tidak akan meninggalkan sektor lainnya. “Memberikan bantuan baik berupa alat maupun modal pada petani tidak akan berarti jika petani tidak didampingi dari hulu hingga hilirnya. Untuk itu petani perlu pendampingan mulai dari pengadaan bibit, pupuk, alat, tanam sampai ke penjualan hasil panennya,” tegas Rofik.
ADVERTISEMENT
Rofik mengakui bahwa dunia pertanian selama ini tidak mendapatkan perhatian yang layak meski mayoritas penduduk Lumajang bertani. Petani Lumajang berusaha sendiri untuk memenuhi kebutuhannya dan sering dipermainkan oleh pasar ketika akan menjual hasil taninya. “Ini harus disudahi,” ujarnya.
Senada, Nurul Huda yang berpengalaman di bidang perekonomian menyatakan petani dan pertanian sudah selayaknya mendapatkan perhatian yang besar. “Kontribusi sektor pertanian pada PDRB kita masih sangat rendah meski mayoritas masyarakat kita petani. Kami sudah memprogramkan untuk meningkatkan kualitas pertanian agar bisa menyumbang PDRB lebih tinggi,” ujarnya.
Nurul menerangkan bahwa PDRB pertanian rendah karena banyaknya orang yang terlibat di sektor pertanian. Sehingga income yang besar di pertanian harus dibagi dengan banyaknya orang. “Sementara di sektor perdagangan, pertambangan atau jasa income-nya sebenarnya kecil tapi dibagi orang sedikit. Akhirnya terhitung banyak menyumbang pada PDRB,” paparnya. (*)
ADVERTISEMENT