Konten dari Pengguna

DPD KNPI Kota Bandung, beserta JAPRI dan POLDA Jabar Deklarasikan Pemilu Damai

Dudi rahman
Semua orang adalah guru, semua temoat adalah sekolah
10 April 2018 2:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dudi rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
DPD KNPI Kota Bandung, beserta JAPRI dan POLDA Jabar Deklarasikan Pemilu Damai
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
DPD KNPI Kota Bandung beserta Jaringan Perempuan Peduli Negeri (JAPRI) dan POLDA Jawa Barat mengajak masyarakat Jawa Barat, khususnya para pemuda Kota Bandung untuk dapat mengawal dengan berpartisipasi aktif dalam gelaran Pemilu yang akan datang, dalam Deklarasi Pemilu Damai di Gedung KNPI Jawa Barat. Kamis (5/4).
ADVERTISEMENT
Deklarasi tersebut dihadiri oleh 15 representasi organisasi perempuan di Jawa Barat, Ketua DPD KNPI Kota Bandung beserta para perwakilan pengurusnya, Tokoh-tokoh Lintas Agama dan Juga Perwakilan dari Polda jabar.
Fenomena politik akhir-akhir ini memang begitu ramai dengan isu-isu yang dapat memecah belah masyarakat baik dari sisi sosio-kultural maupun sisi ideologis-spiritual. Disisi lain, peran politik perempuan tidak jarang hanya digunakan sebagai komoditi politik struktural yang selalu dibumbui transaksional populerisme bukannya populisme.
"Momentum Pilkada ini harus dijadikan ajang pemersatu antar lapisan anak bangsa, kita harus bisa mencari persamaan dari perbedaan ini. Karena pada hakikatnya momentum ini adalah ajang kontestasi untuk mencari sosok terbaik dari orang-orang baik yang memiliki kepedulian untuk membangun daerah dan bangsanya."Ujar Hendra Guntara Ketua DPD KNPI Kota Bandung sebagai salah satu narasumber dan deklarator dalam acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Hegun mengatakan, Agar terwujud Pemilu Damai, masyarakat khususnya para pemuda harus mampu menjadi pelopor untuk memanfaatkan Keberagaman masyarakat Indonesia yang kaya akan nilai budaya dan nilai sosial dengan positif melalui penanaman kesadaran politik dalam ruang kebhinekaan.
“Selanjutnya Upaya-upaya tersebut harus mampu dikemas dalam bentuk diskusi-diskusi publik dan kegiatan-kegiatan sosial yang kreatif humanis, yang mampu meredam sinisme SARA dan Bias Gender. Sehingga konflik horizontal tidak lagi datang memeriahkan pesta demokrasi yang segera tiba,” katanya. (Bayu Mochamad/Red : Admin 3)